Tim THC Temukan Orang yang Sempat Bertemu Tiga Pendaki Asal Bandung di Nepal
Tim Assessment Taruna Hiking Club (THC) yang ada di Nepal masih terus berupaya menemukan informasi terbaru mengenai keberadaan ketiga pendakinya.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim Assessment Taruna Hiking Club (THC) yang ada di Nepal masih terus berupaya menemukan informasi terbaru mengenai keberadaan ketiga pendakinya.
Hal itu menyusul akan dihentikannya pencarian korban yang dilakukan pihak asing oleh pemerintah Nepal.
"Upaya kami tidak berhenti, kita terus menyebar data-data ke pemerintah Nepal, militer Nepal, otoritas Nepal, dan tempat-tempat evakuasi di Nepal," kata Staf Operasional Crisis Centre THC, Sulaeman Hakim Lubis, Selasa (5/5).
Dikatakan Sulaeman, dugaan keberadaan ketiga pendaki THC memang semakin mengerucut setelah dilakukan penghimpunan informasi di Nepal.
Fakta terbaru yang diperoleh, ada pendaki yang sempat bertemu dengan Jeroen Hehuwat, Kadek Andana dan Alma Parahita, sebelum gempa terjadi.
"Kita dapet satu link facebook dengan nama Astritbah. Dia bercerita pernah bertemu kawan kita di Langtang. Mereka sempat sarapan bersama namun Astritbah ini pergi duluan. Sementara temen kita masih berada di Langtang di guest house pada tanggal 24 April 2015," kata Sulaeman.
Berdasarkan informasi itu, lanjut Sulaeman, keberadaan tiga pendaki THC itu semakin diyakini berada di antara Desa Langtang dan Khyangin Gompa yang jarak antarkeduanya selama empat jam.
Karena itu tim assessment THC terus yang berkesempatan terbang dengan helikopter sempat menitipkan nomor kontak dan data fisik di sejumlah titik di Desa Langtang.
"Di sana (Desa Langtang) juga sudah ada otoritas militer Nepal," kata Sulaeman.
Sulaeman melanjutkan, penggunaan helikopter sendiri memang sudah dibatasi karena pemerintah Nepal mulai fokus menyalurkan bantuan ke lokasi korban gempa.
Namun penggunaan helikopter masih memungkinkan jika memang tim assessment mendapatkan informasi valid mengenai keberadaan ketiga pendakinya itu.
"Kalau dapat petunjuk berikut tanda bukti baru kami dan kementerian luar negeri akan berupaya meminta helikopter lagi. Jadi bukan untuk pencarian lagi. Makanya kita tidak berhenti menyebar data dan mencari fakta-fakta baru mengenai keberadaan mereka," kata Sulaeman.
Ketua THC, Grahito Handaru, menambahkan, selain menyebar data dan terus menggali informasi, tim assessment juga melakukan kegiatan identifikasi jenazah di dua titik, yaitu di Dhunce dan Kathmandu.
Kegiatan itu dilakukan hingga tanggal 9 Mei 2015. Adapun proses identifikasi dilakukan di Rumah Sakit Tiching, Rumah Sakit Bir, Army Hospital, Rumah Sakit Norvic, dan lainnya.
"Kami juga berhasil menemui pihak keluarga porter yang membantu tim THC melakukan ekspedisi ke Nepal. Dan mereka juga masih di Dhunce mencari informasi mengenai keberadaan porter itu," kata Grahito melalui sambungan telepon, Selasa (5/5).
Grahito menambahkan, pihaknya juga melakukan upaya peningkatan kerjaksama dengan kementerian luar negeri, TNI, dan komunitas bantuan dari negara Asean untuk Napel.
Termasuk, lanjut Grahito, melakukan komunikasi dengan pihak militer Nepal.
"Kami masih yakin dapat menemukan mereka karena kami juga mendapatkan informasi paling mendekati fakta jika mereka ada di Desa Langtang," kata Grahito. (*)