Nikmati 11 Varian Iga? Datang Aja ke Dapur Iga Sidoarjo
"Untuk best seller di seluruh Indonesia, yakni iga saus woku dengan 5 level kepedasan. Kami juga menyediakan menu bagi yang tidak mengkonsumsi daging,
Febi menambahkan untuk bisnis waralaba Dapur Iga, nilai lisensinya sebesar Rp 125 juta per 5 tahun (konsep kafe dan resto) dan Rp 100 juta (konsep food court).
Biaya lisensi ini sudah termasuk biaya pendampingan dan sistem manajemen. Sedangkan sewa lahan dan peralatan ditanggung oleh pembeli lisensi.
Mengenai potensi bisnis Dapur Iga di Sidoarjo, Fransisca Henny mengatakan selama ini orang hanya mengenal iga itu cuma dibakar, dipenyet atau dibuat sup saja.
Dapur Iga menyajikan iga dalam 11 varian yang lebih menarik dan unik yang tidak dijumpai di tempat lainnya.
"Untuk best seller di seluruh Indonesia, yakni iga saus woku dengan 5 level kepedasan. Kami juga menyediakan menu bagi yang tidak mengkonsumsi daging,"ujarnya.
Dengan menu yang unik ini, Sisca optimistis bisnis yang dikembangkan bersama suaminya bisa diterima masyarakat terutama dari Sidoarjo.
"Saat ini memang kami masih melihat simulasi bisnisnya seperti apa. Bisa jadi simulasi bisnis awal akan berubah dalam perjalanan bisnis Dapur Iga di Sidoarjo. Terpenting, kami akan melihat respon warga Sidoarjo untuk mencicipi menu Dapur Iga,''tukasnya.
Sisca menambahkan, Dapur Iga untuk pertama kalinya hadir di Jawa Timur yakni Sidoarjo.
Surabaya belum punya Dapur Iga, namun Sidoarjo sudah memiliki Cafe dan Resto Dapur Iga.
"Masyarakat Sidoarjo tidak perlu datang ke Surabaya untuk makan Iga. Cukup datang ke Dapur Iga di sini dan bisa memilih variannya. Kami yakin dengan pertumbuhan urbanisasi yang relatif di Sidoarjo ini, bisnis kuliner juga ikut tumbuh pesat,"imbuh Sisca.