Nikmati 11 Varian Iga? Datang Aja ke Dapur Iga Sidoarjo
"Untuk best seller di seluruh Indonesia, yakni iga saus woku dengan 5 level kepedasan. Kami juga menyediakan menu bagi yang tidak mengkonsumsi daging,
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Bisnis kuliner tiada matinya. Bagi penggemar kuliner khususnya jenis masakan iga sudah barang anda akan dimanjakan Dapur Iga yang kini hadir di Kota Sidoarjo.
Bisnis waralaba kuliner nusantara terus tumbuh dan mampu bertahan ditengah menjamurnya gerai masakan siap saji ala Eropa.
Masakan nusantara tetap memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Masakan dari iga misalnya, menjadi menu favorit di seluruh lapisan masyarakat.
Apalagi jika disajikan dengan berbagai pilihan menu dan saos seperti yang ada di Dapur Iga Sidoarjo.
Owner Dapur Iga Sidoarjo Henny Fransisca mengatakan, jika selama ini orang hanya mengenal iga hanya dibakar, dipenyet atau dibuat sup, maka Dapur Iga menyajikan iga dalam 11 varian dengan beragam saos nusantara seperti saos padang, ndeso, klasik, tuturangga dan saos woku.
Selain itu, juga ada pilihan menu asing seperti berbekyu dan saos Swiss.
"Disini yang paling banyak dicari pelanggan adalah iga saos woku dengan 5 level kepedasan. Kami juga menyediakan menu bagi yang tidak mengonsumsi daging," ujar Fransisca saat peresmian Dapur Iga di Sidoarjo, Selasa (5/5/2015).
Pada kesempatan yang sama, Komisaris PT Dapur Iga Nusantara, Febi Salam mengatakan, bisnis waralaba kuliner nusantara saat ini sudah mulai menjamur.
Hal ini dipicu oleh kejenuhan masyarakat kota untuk menikmati sajian menu China ataupun menu Eropa atau menu asing lainnya.
"Animo masyarakat terhadap masakan tradisional kian besar. Ini terlihat dari bisnis Dapur Iga yang telah kami kembangkan sejak 2011. Saat ini Dapur Iga telah memiliki 24 cabang, padahal awalnya target kami hanya 21 gerai di triwulan I/2015. Bahkan sebentar lagi kami juga akan merambah Surabaya untuk gerai ke-25," terang Febi.
Hal ini diakui Komisaris PT Dapur Iga Nusantara, Febi Salam, di sela launching Dapur Iga di Lippo Plaza Sidoarjo, Selasa (5/5/2015).
Febi menjelaskan pesatnya bisnis waralaba kuliner nusantara ini terlihat dari bisnisnya yang dikembangkan sejak 2011.
Ia memulai Dapur Iga dengan tempat yang tidak begitu luas di Bandung. Saat itu, harus alami jatuh bangun hingga akhirnya terpaksa keluar dari Bandung untuk memperkenalkan brand Dapur Iga.
"Setahun kemudian, bisnis kami jalankan lagi dan respon pecinta kuliner nusantara luar biasa. Terbukti sampai kuartal I/2015, bisnis waralaba Dapur Iga over target yang semula diharapkan bisa mencapai 21 sekarang sudah gerai yang ke-24 di Sidoarjo dan sebentar lagi merambah Surabaya untuk gerai ke-25,"papar Febi.
Febi menambahkan untuk bisnis waralaba Dapur Iga, nilai lisensinya sebesar Rp 125 juta per 5 tahun (konsep kafe dan resto) dan Rp 100 juta (konsep food court).
Biaya lisensi ini sudah termasuk biaya pendampingan dan sistem manajemen. Sedangkan sewa lahan dan peralatan ditanggung oleh pembeli lisensi.
Mengenai potensi bisnis Dapur Iga di Sidoarjo, Fransisca Henny mengatakan selama ini orang hanya mengenal iga itu cuma dibakar, dipenyet atau dibuat sup saja.
Dapur Iga menyajikan iga dalam 11 varian yang lebih menarik dan unik yang tidak dijumpai di tempat lainnya.
"Untuk best seller di seluruh Indonesia, yakni iga saus woku dengan 5 level kepedasan. Kami juga menyediakan menu bagi yang tidak mengkonsumsi daging,"ujarnya.
Dengan menu yang unik ini, Sisca optimistis bisnis yang dikembangkan bersama suaminya bisa diterima masyarakat terutama dari Sidoarjo.
"Saat ini memang kami masih melihat simulasi bisnisnya seperti apa. Bisa jadi simulasi bisnis awal akan berubah dalam perjalanan bisnis Dapur Iga di Sidoarjo. Terpenting, kami akan melihat respon warga Sidoarjo untuk mencicipi menu Dapur Iga,''tukasnya.
Sisca menambahkan, Dapur Iga untuk pertama kalinya hadir di Jawa Timur yakni Sidoarjo.
Surabaya belum punya Dapur Iga, namun Sidoarjo sudah memiliki Cafe dan Resto Dapur Iga.
"Masyarakat Sidoarjo tidak perlu datang ke Surabaya untuk makan Iga. Cukup datang ke Dapur Iga di sini dan bisa memilih variannya. Kami yakin dengan pertumbuhan urbanisasi yang relatif di Sidoarjo ini, bisnis kuliner juga ikut tumbuh pesat,"imbuh Sisca.