10 BTS Baru Beroperasi di Pulau Sebatik Sebelum 17 Agustus
Komisaris Utama PT Telkom Indonesia, Hendri Saparini menjanjikan pembangunan 10 menara base transceiver station (BTS) di Pulau Sebatik.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Komisaris Utama PT Telkom Indonesia, Hendri Saparini menjanjikan pembangunan 10 menara base transceiver station (BTS) di Pulau Sebatik. Bahkan 10 BTS tersebut sudah bisa melayani warga di perbatasan Republik Indonesia-Malaysia itu paling lambat sebelum 17 Agustus tahun ini.
"Segera dibangun 10 BTS sebelum 17 Agustus. Jadi tempat-tempat blank spot akan kita perbaiki. Sehingga saudara-saudara kita bahkan mereka yang bekerja di seberang (Malaysia), mereka bisa menikmati layanan kita dengan biaya yang lebih murah," ujarnya, Senin (11/5/2015) di Nunukan.
Direktur Sales Telkomsel, Mas’ud Khamid mengatakan, untuk pengembangan layanan di Kabupaten Nunukan, pihaknya tidak menghitung untung dan rugi.
"Yang penting saudara-saudara kita, bapak-bapak dari TNI bisa menjalankan tugas dengan baik," ujarnya.
Di Kabupaten Nunukan, khususnya Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik, Telkomsel memiliki 45 BTS yang melayani 100.000 pelanggan. Normalnya setiap BTS melayani hingga 5.000 pelanggan.
"Mestinya di Nunukan kami cukup 20 BTS. Tetapi karena situasi geografis di daerah terdepan, kami sudah sepakat dengan Pak Danramil Sebatik dan Pos AL di Sebatik, sinyal kita kalah kuat dengan Malaysia. Jadi sebelum 17 Agustus, sinyal kita lebih kuat dari siapapun," ujarnya.
Di daerah terdepan wilayah Republik Indonesia, Telkomsel telah membangun 215 BTS. Di Sumatera, BTS dibangun berhadapan dengan Singapura dan Malaysia. Di Kalimantan dibangun berhadapan dengan Malaysia. Di Sulawesi dibangun berhadapan dengan Filipina. Di Papua berhadapan dengan Papua Nugini sedangkan di Nusa Tenggara Timur dibangun berhadapan dengan Timor Leste.
Wakil Bupati Nunukan, Hajjah Asmah Gani mengatakan, sampai saat ini jaringan telepon seluler belum maksimal dinikmati warga di Kecamatan Lumbis Ogong. Di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini, warga hanya bisa memanfaatkan jaringan Telkomsel untuk mengirimkan pesan singkat.
"Menelepon tidak bisa, sms saja. Itu yang menjadi keluhan masyarakat dan camatnya," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.