Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Omzet Anjlok, Penjahit di Surabaya Kembali ke Jalan

Mempertahankan sebuah bisnis bukan perkara mudah. Banyak kendala yang pasti ditemui di tengah jalan.

Editor: Sanusi
zoom-in Omzet Anjlok, Penjahit di Surabaya Kembali ke Jalan
Kontan

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mempertahankan sebuah bisnis bukan perkara mudah. Banyak kendala yang pasti ditemui di tengah jalan. Hal ini juga yang dirasakan oleh para penjahit di Jalan Bukit Barisan, Surabaya, Jawa Timur. Sebagian dari penjahit di sana mulai kembali ke jalanan karena omzet merosot tajam.

Hal ini diamini oleh Sudiyono Mushobbir, salah seorang penjahit. “Jumlah pelanggan berkurang otomatis omzetnya juga turun tajam,” jelasnya pada KONTAN. Sebelumnya, laki-laki berkumis ini bisa mengantongi omzet lebih dari Rp 3 juta dalam sebulan.

Setelah memutuskan pindah ke gedung milik Pemerintah Surabaya itu, omzetnya merosot sampai 80%. Laki-laki yang lebih akrab disapa Mushobbir ini sudah mencoba mengadukan kendala tersebut kepada pemerintah. “Katanya kita disuruh sabar saja," ujarnya.

Tidak banyak yang bisa dilakukan Mushobbir untuk meningkatkan omzetnya. Dia hanya menyebarkan kartu nama dan melakukan promosi lewat mulut ke mulut. Saat KONTAN, menyambangi lokasi tersebut pada Februari lalu, sentra penjahit ini memang sepi pengunjung.

Para penjahit banyak yang menganggur dan mengobrol dengan rekan-rekannya. Dia memprediksikan kondisi seperti ini masih akan terjadi sampai akhir tahun ini. Meski begitu, Mushobbir enggan mengikuti jejak teman-temannya untuk kembali ke jalanan hanya untuk mengejar omzet tinggi. “Kalau di jalanan itu harus kejar-kejaran sama Satpol PP tidak tenang jadinya,” katanya.

Hal serupa juga dialami oleh rekannya Abdul Ghoni yang juga memutuskan pindah ke sentra jahit Bukit Barisan. Dia mengatakan, penurunan jumlah pelanggan dikarenakan lokasi yang sekarang susah diakses karena masuk ke dalam komplek perumahan.

Belum lagi, lokasi gedung yang dekat dengan tempat pembuangan membuat pelanggan enggan untuk masuk. Sama dengan teman-temannya, Abdul sudah menyampaikan keluhannya kepada pemerintah dan rencananya lokasi pembuangan sampah tersebut akan dibersihkan.

Berita Rekomendasi

Nasib bapak satu anak ini tergolong beruntung bila dibandingkan dengan teman-teman seprofesinya karena dia hanya mengalami penurunan omzet selama satu bulan saja. Omzetnya masih relatif stabil karena dia memiliki hubungan baik dengan para pelanggan.

Abdul bercerita pada beberapa bulan awal pindah ke Bukit Barisan, suasananya cukup ramai. Lantai atas dan bawah diisi oleh penjahit. Tapi karena jumlah pengunjung sedikit, akhirnya semua penjahit pindah ke lantai bawah.

Sebagian juga memutuskan kembali membuka lapak di pinggir jalan. Abdul tidak ikut ke jalan dengan alasan lokasi sekarang jauh lebih nyaman daripada di jalan. “Kalau di jalan di tinggal ke kamar mandi atau shalat saja susahnya setengah mati,” ujarnya. (Tri Sulistiowati)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas