Ada Campur Tangan Tuhan di Dasar Kawah Merapi saat Mengevakuasi Erri
Misi pengangkatan jasad pendaki Merapi yang terjatuh ke kawah menyisakan kisah kepahlawanan para relawan yang berani turun ke perut Merapi.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Padang Pranoto
TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Misi pengangkatan jasad pendaki Merapi yang terjatuh ke kawah menyisakan kisah kepahlawanan para relawan yang berani turun ke perut Merapi.
Kerja tim jelas jadi kunci keberhasilan proses evakuasi di hari pertama saat relawan penyelamat temukan jenasah hingga hari proses pengangkatan ke atas.
Daftar nama tim evakuator kala itu adalah Andry suzanto (SAR DIY), Rahmad Diyono (SAR DIY), Ridho (SAR DIY), Bakat Setiawan (Barameru Boyolali), Endro Sambodo (SAR DIY) dan Mukhsin (SAR DIY).
Satu diantara ke enam anggota SAR itu adalah Endro Sambodo (31) dari SAR DIY, dia adalah anggota tim yang baru kali pertama turun ke dalam perut Merapi.
Dia mengakui berani masuk ke gunung berapi teraktif itu setelah rekannya yang bernama panggilan Lahar alias Bakat Setiawan menawarkan kepada tim siapa yang akan ikut untuk bersiap diri.
Bukan perkara mudah untuk mengiyakan turun ke bawah setelah tawaran mengevakuasi jasad ditawarkan oleh Lahar, hanya sepersekian detik untuk memutuskan. "Siapa yang paling berani silakan ikut," ujar Endro menirukan Lahar.
Apalagi proses turun ke bawah perut Merapi adalah pengalaman kali pertama yang dijalaninya, sementara Lahar memang sudah pernah turun sebelumnya.
Tapi ini Merapi, Gunung Berapi yang bisa saja mengeluarkan di dalam terkandung gas beracun atau bisa bergejolak kapan saja.
Endro pun mengakui ada campur tangan Tuhan sewaktu dirinya menjadi rescuer di dasar Kawah Merapi.
Dia mengaku saat turun ke dalam kawah suhu dan tekanan gas normal, bahkan aman untuk bernapas padahal itu di dalam kawah.
"Ketika saya coba copot maskernya, oksigen normal, gas tidak ada dan suhunya terbilang normal bagi ukuran kawah," ujarnya.
Warga Yogyakarta itu mengatakan, ia baru pertama kali menuruni bagian dari gunung.
Bersama Lahar, dia membawa Eri Yunanto dengan menempatkan jenazah pada ketinggian 50 meter dari dasar kawah untuk sementara waktu.