Ratusan Imigran Rohingya kembali Terdampar di Aceh Timur
Ratusan imigran asal Myanmar dan Banglades kembali terdampar di Pantai Julok, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (20/5/2015) dini hari.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.BANDA ACEH — Ratusan imigran asal Myanmar dan Banglades kembali terdampar di Pantai Julok, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (20/5/2015) dini hari. Ratusan manusia perahu ini diselamatkan oleh nelayan setelah ditemukan terapung di Perairan Aceh Timur.
Para imigran gelap ini ditemukan di Perairan Selat Malaka dalam kondisi memprihatinkan, seperti diberitakan Kompas.com. Mereka saat ditemukan pertama kali, sekitar pukul 02.30 WIB, tengah dalam kondisi kelaparan dan mengalami dehidrasi.
Para manusia perahu ini pun dilayarkan ke darat untuk mendapat pertolongan lanjutan. Mereka dibawa ke daratan Kuala Geuleumpang, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur. Masyarakat setempat pun langsung berbondong-bondong membantu mereka dengan memberikan makanan secara sukarela.
Camat Kecamatan Julok, Zainuddin, mengatakan, para imigran tersebut ditampung di Meunasah, Desa Simpang Tiga Julok, dan langsung mendapat bantuan makanan dan pakaian dari warga setempat.
"Setelah sampai ke darat, langsung kita data, dan mereka berjumlah 374 orang. Ada juga anak-anak dan perempuan," kata Camat Julok, Zainuddin, Rabu, melalui telepon selulernya.
Berdasarkan keterangan para nelayan yang membantu para imigran tersebut, kata Zainuddin, saat ditemukan, perahu yang ditumpangi para warga terdiskriminasi ini nyaris tenggelam dengan kondisi mesin perahu yang mereka gunakan dalam keadaan mati.
"Nelayan melihat mereka melambaikan tangan dan kapal nelayan pun langsung merapat, kemudian ada beberapa dari mereka yang meloncat dan berenang ke kapal nelayan untuk meminta tolong," kata Zainuddin.
"Ada lima perahu nelayan yang menolong kelompok imigran Rohingya tersebut, tiga di antaranya mangangkut para penumpang dan dua kapal lainnya menarik perahu milik imigran yang rusak," kata dia.
Para imigran mengaku sudah lebih sebulan berada di lautan dengan stok makanan semakin menipis hingga habis saat ditemukan oleh nelayan. Mereka ini berasal dari wilayah barat Myanmar yang mendapat perlakukan diskriminasi oleh pemerintah junta militer Myanmar.
Selang sepekan sebelumnya, lebih dari 500-an warga Myanmar dan Banglades juga terdampar di Perairan Aceh Utara dan Kota Langsa, Provinsi Aceh. Diperkirakan, masih ada perahu imigran lainnya yang masih berada di lautan untuk mencari daratan sebagai tempat tinggal mereka yang baru.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.