Kisah Subiah, Wanita Pengungsi Rohingya, Baca Al Qur'an Harus Sembunyi-sembunyi
"Tapi tiba-tiba dia menangis, bahkan sampai pingsan."
Editor: Hasanudin Aco
Subiah mengaku sudah menikah dengan seorang laki-laki sesama warga Rohingya ketika ia menginjak usia 15 tahun.
Namun setelah kira-kira satu tahun usia perkawinan dirajut bersama sang suami, ia pun ditinggal pergi oleh suami tercinta yang berangkat ke Malaysia untuk bekerja.
Karena itulah, menurut penuturannya kepada Siska, pada awalnya ia ingin berangkat ke Malaysia untuk menemui suaminya.
“Awalnya ia hanya ingin berangkat menyusul suami ke Malaysia. Tapi akhirnya bersama perahu yang juga membawa ratusan imigran Rohingya lainnya terdampar di Aceh,” ungkap Siksa, mengutip cerita Subiah kepada dirinya.
Saat ini, tak banyak yang bisa dilakukan Subiah di lokasi pengungsian di TPI Kuala Cangkoi, Lapang, Aceh Utara, selain menghabiskan hari-hari yang terasa panjang bersama ratusan pengungsi lainnya.
Ia mengaku kerap merindukan dan ingin bertemu dengan sang suami tercinta, guna menyatukan kembali hati mereka dalam kehidupan biduk rumah tangga yang baru mereka bina itu.
Keinginan Subiah untuk bertemu dengan suaminya, boleh jadi akan terwujud jika pemerintah Indonesia dan Malaysia segera melaksanakan program reunifikasi untuk mempertemukan sanak keluarga imigran Rohingya, yang saat ini tersebar di kedua negara anggota ASEAN tersebut.
Ya, seperti Subiah yang kini terdampar di Aceh (Indonesia), sementara suaminya ditampung di
Demikian pula sebaliknya, ada pengungsi yang istrinya di Malaysia, sementara sang suami di Indonesia.
Program reunifikasi menurut rencana nanti akan difasilitasi oleh IOM.
Penulis: Saiful Bahri
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.