Ditilang, Pura-pura Menelepon Seseorang Lalu Teleponnya Diberikan ke Polisi
Ada juga pelanggar yang pura-pura dompetnya ketinggalan. Pelanggar ini hanya menunjukan STNK motornya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Banyak pengendara yang belum mengetahui pelaksanaan Operasi Semeru 2015.
Terbukti saat pelaksanaan Operasi Semeru di depan Taman Bungkul, Surabaya, Sabtu (30/5/2015) siang.
Ratusan pengendara motor kena tilang. Bukannya mengakui kesalahannya, banyak pelanggar yang berkilah agar tidak kena tilang.
Pengamatan Surya di lokasi, ada pelanggar yang langsung mengubungi kenalannya melalui ponsel. Pelanggar itu memberikan ponselnya kepada seorang petugas.
“Kamu ke pos saja,” kata petugas itu setelah mengembalikan ponsel kepada pelanggar.
Pelanggar itu tidak sendirian datang ke pos polisi yang ditunjuk petugas.
Ternyata puluhan pelanggar lainnya sudah antre mendapat surat tilang.
Ada juga pelanggar yang pura-pura dompetnya ketinggalan. Pelanggar ini hanya menunjukan STNK motornya.
Dia mengaku SIM-nya berada di dalam dompet. Petugas pun langsung menggiring pelanggar itu datang ke pos polisi.
Operasi Semeru ini digelar sampai 9 Juni 2015 nanti. Kasi Laka Polda Jatim, Kompol M Yusuf menyatakan sasaran operasi tidak hanya dokumen pengendara.
Petugas juga menindak pelanggar marka, motor tanpa spion, atau boncengan lebih dari dua orang.
“Kami juga menggandeng TNI. Jadi kalau ada TNI melanggar, langsung kami serahkan kepada satuannya,” kata Yusuf.
Yusuf yakin ada pengendara yang tidak puas terhadap pelaksanaan operasi.
Bila melihat petugas menyalahi prosedur, dia mempersilakan pengendara langsung lapor ke Provost.
Setiap pelaksanaan operasi, pasti Provos ikut berada di lokasi.
Menurutnya, operasi tidak selalu digelar besar-besaran. Bisa saja operasi hanya dilakukan oleh beberapa polisi, tanpa melibatkan TNI atau Provost.
Biasanya operasi skala kecil ini digelar saat polisi melihat banyak pelanggaran di lokasi tertentu, terutama di kawasan pinggiran.
Selama ada pelanggaran, operasi di manapun tetap sah,” tambahnya.
Penulis: Zainuddin