Modus Penipuan Baru, Pelaku Hipnotis Korban Melalui Telepon
Zainuri (21), tidak pernah menyangka, niat baiknya membantu orang yang tengah kesulitan, ternyata menjadikannya korban penipuan.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. PEKANBARU - Zainuri (21), tidak pernah menyangka, niat baiknya membantu orang yang tengah kesulitan, ternyata menjadikannya korban penipuan. Alhasil uang Rp 1,2 juta yang dikirimkan ke seseorang melayang sia-sia.
Warga jalan Paus, Marpoyan Damai ini menjadi korban penipuan dengan modus hipnotis, Senin (1/6/2015). Seseorang yang menghubunginya lewat telepon yang didengarnya meminta pertolongan, ternyata hanyalah modus kejahatan.
Jadilah Zainuri hanya menyesali apa yang sudah dilakukannya. Padahal uang yang ditransfer ke orang tersebut harus berususah payah diusahakannya. Zainuri pun hanya bisa melaporkan peristiwa yang dialaminya ke polisi.
Penipuan terhadap Zainuri berawal saat ia menerima telepon yang tersambung ke handphone miliknya sekitar pukul 10.00 WIB. Dari seberang, suara seseorang menghiba-hiba meminta pertolongan. Sales disalah satu toko yang menjual alat-alat printer inipun merespon komunikasi tersebut.
Dalam perbincangan itu, sipenelpon yang diketahui seorang pria terdengar ketakutan. Ia meminta Zainuri menyelesaikan permasalahannya. Zainuri hanya mendengarkan saja. Si penelpon bahkan tidak menyebutkan namanya dan hanya mengaku teman lamanya.
Menurut Zainuri dalam laporannya ke polisi, si penelpon menyebutkan ia sedang ditahan disebuah SPBU. Alasannya ditahan karena ada masalah dengan pihak SPBU tersebut.
Lelaki tersebut kemudian memohon-mohonnya agar membentu dengan mengirimkan sejumlah uang. Nilainya Rp 700 ribu. Uang tersebut untuk menebus dirinya yang masih ditahan pihak keamanan SPBU.
Entah karena dalam pengaruh hipnotis atau memang Zainuri terlena dengan pandainya sipenelpon berbicara, ia pun merespon permintaan tersebut. Meski awalnya Zainuri ssempat menyebutkan tidak punya uang tunai, namun sipenelpon berusaha terus meyakinkan dirinya memang dalam masalah.
Bahkan, Zainuri mengupayakan permintaan sejumlah uang tersebut dari tabungannya. "Padahal uang tersebut akan saya pakai untuk biaya persalinan istri. Tapi semuanya habis, " ujarnya.
Lelaki dari seberang telepon tidak menyerah. Ia terus mendesak Zainuri untuk menstransfer sejumlah uang seperti yang dimintakan. Meski tidak bisa melalui uang tunai, sipenelpon meminta Zainuri mengirimkan pulsa untuk Manager SPBU dan Security SPBU.
Zainuri sempat ragu. Namun, pelaku tampaknya lebih lihai. Mendapati korbannya mulai tersadar, pelaku kemudian membuat drama seolah-olah pihak securiti SPBU merebut telponnya. Si security kemudian dengan tegas berbicara pada Zainuri.
"Ini bagaimana temanmu. Mau diselesaikan tidak masalahnya, " lelaki lain mengaku security menyampaikan kalimat tersebut kepada saya, " terang Zainuri.
Dengan gertakan tersebut, Zainuri semakin masuk perangkap. Tanpa berfikir panjang, ia kemudian beranjak ke salah satu ATM BNI dijalan Tambusai. Disana ia menstransfer uang senilai Rp 700 ribu.
Mendapati korbannya sudah masuk perangkap, pelaku mendapati ruang untuk menyedot uang Zainuri. Meski uang sudah ditransfer, pelaku mengaku belum bisa dibebaskan. Pasalnya, Kasir SPBU juga meminta dikirimkan pulsa.
Sekali lagi, Zainuri menurutinya. Mendengar permintaan tersebut, ia kembali mengusahakannya. Zainuri kemudian mencari ATM di salah satu ritel Alfamart masih di jalan Tuanku Tambusai.
Dengan enteng, Zainuri meminta kasir ritel tersebut mengirimkan pulsa kepada nomor yang disebutkan pelaku. Bahkan selama bertransaksi tersebut, Zainuri masih berkomunikasi dengan pelaku.
"Yang menelpon masih pihak SPBU. Kalau saya matikan telpon, maka lelaki yang minta tolong tadi tidak akan dibebaskan, " ujarnya.
Zainuri yang terus meminta dikirimkan pulsa, menimbulkan kecurigaan pihak kasir ritel. Sebelum terlanjur jauh ia menghabiskan uangnya, Zainuri kemudian disapa si kasir. Kasir tersebut mengingatkan Zainuri perihal penipuan yang bisa saja dialaminya.
"Saya baru sadar setelah ditegur kasir. Kalau tidak, saya akan terus-terusan mengirim uang yang diminta pelaku, " ujar Zainuri
Dalam kondisi tersadar itulah diketahui, uangnya sudah lesap Rp 1,2 juta. Uang yang dikirim untuk kebutuhan pulsa seperti yang dimintakan pelaku.
Kejadian itu sempat ia ceritakan kepada sang istri. Dari cerita itu, istrinya memintanya melaporkan. Didampingi sang istri, Zainuri pun memutuskan mendatangi Polsek Bukit Raya.