Banjir Lahar Dingin di kaki Gunung Karangetang Ancam Warga Siau
Ancaman banjir lahar dingin dari Karangetang bisa kapan saja terjadi
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. SITARO - Cuaca yang kurang bersahabat dalam sepakan terakhir menimbulkan kekhawatiran bagi warga Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, terutama yang bermukim di kaki Gunung Karangetang.
Ancaman banjir lahar dingin dari Karangetang bisa kapan saja terjadi, pasca erupsi besar Karangetang pada 7 Mei 2015 lalu. "Jelas kami khawatir, karena material di atas gunung sana sudah sangat banyak, apalagi bulan lalu gunung itu meletus besar," ujar Ilham, warga Ulu, Kamis (11/6/2015).
Kawah Karangetang yang terus menunjukkan aktivitas vulkanis dikhawatirkan menimbun puluhan ribu kubik material vulkanik di puncaknya, dan bisa meluncur ke permukiman kapan saja, terlebih jika intensitas hujan tinggi.
Bupati Sitaro Toni Supit mengingatkan warga yang bermukim di zona bahaya untuk tetap mewaspadai kemungkinan adanya banjir lahar dingin tersebut. "Mencermati cuaca sepekan terakhir ini, Pemerintah berharap warga untuk selalu waspada. Segera mengungsi jika curah hujan meningkat," kata Supit.
Supit juga telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah terus memantau kondisi di sekitar Kali Batuawang, Kali Keting dan Kali Kahetang yang saat ini sudah tertimbun ribuan kubik material.
"Pantauan terus dilakukan agar otoritas penanggulangan bencana bisa mengambil langkah antisipasi mengevakuasi warga kalau ada tanda-tanda banjir lahar dingin," kata Supit.
Sementara itu, Kepala Pos Pengamat Gunung Api Karangetang Yudia Tatipang menjelaskan, status Karangetang hingga kini masih siaga level tiga, meskipun tidak lagi memuntahkan lava pijar dan awan panas.
Menurut Tatipang, justru ancaman sekarang adalah guguran lahar dingin yang bisa meluncur ke pemukiman sekitar Kelurahan Bebali dan Ulu di Siau Timur. Area yang dianggap sangat berisiko dilanda banjir lahar dingin adalah Dusun Kola-Kola Kelurahan Bebali dan Dusun Boro di Kelurahan Tatahadeng, Siau Timur.
Pada 7 Mei lalu, erupsi Karangetang telah memaksa 400 lebih warga di beberapa desa mengungsi dan Desa Kola-kola porak-poranda akibat tertimbun material vulkanik dan hembusan awan panas. Beruntung tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. (Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol)