Dendam Istri Diperkosa, Arbi Tembak Dada Temannya Saat Nonton Organ Tunggal
Ustomo Arbi (28) warga Desa Sungai Ceper Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang masuk dalam DPO dalam kasus pembunuhan
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KAYUAGUNG – Ustomo Arbi (28) warga Desa Sungai Ceper Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus pembunuhan tahun 2013 lalu, dengan mudah diringkus polisi.
Setelah dirawat di rumah sakit karena menembak pahanya sendiri menggunakan senjata api (Senpi) rakitan miliknya.
Menurut informasi, Kamis (11/6/2015) tersangka hendak mengetes keampuhan jimat ilmu kebal yang dikenakan di badannya.
Senjata jenis revolver panjang bikinan sendiri berisikan 3 butir peluru aktif jenis M16. Tersangka mulai memasangkan pahanya dan mengarahkan laras pendek ke arah pahanya.
Tak urung, suara letusan senjata buatan sendiri itu meledak dan timah panas dengan leluasa menyarang dipahanya.
Warga yang melihat aksi nekat tersangka, lalu membawa ke puskesmas terdekat dan dibawa ke rumah sakit.
Polisi yang mendapat informasi itu, lalu mengecek kebenaranya. Setelah diselidiki ternyata, tersangka tersandung kasus pembunuhan di wilayah Kecamatan Pedamaran Timur.
Kapolres OKI AKBP M Zulkarnain SIk melalui Kasat Reskrim AKP Dikri Olfandi SIk dan Kanit Pidum Ipda M Tamba mengatakan, tersangka Minggu yang lalu menembak pahanya sendiri karena ingin mencoba keampuhan jimat cincin dari temannya.
Jimat itu diyakini akan kebal tidak tembus peluru jika dipakai.
"Tersangka ini pengrajin senpi rakitan. Sudah ratusan senpi jenis revolver laras pendek dan laras panjang. yang dibuatnya. Selama tiga tahun dia sudah menjadi DPO kita, karena melakukan pembunuhan terhadap korban Abdi di Desa Kayulabu, kecamatan Pedamaran Timur pada tahun 2013.Selama bersembunyi di Sungai Ceper dia merakit senjata api untuk mendapatkan uang,” kata AKP Dikri.
Sementara tersangka Ustomo Arbi mengaku, kalau dirinya merakit senjata api rakitan di rumahnya. Hasil rakitannya dijualnya pada orang yang lebih awal memesan.
“Seingat saya setidaknya sudah 300 pucuk senpi rakitan yang sudah dibuat. Dan senpi itu dibuat sesuai dengan pesanan,” ujar Ustomo seraya menahan rasa sakit.
Senpi yang dibuat berdasarkan pesanan, mengenai harga tergantung motif dan kesulitan senpi jenis revolver.
“Biaya upah berkisar Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu, kalau bahannya dari orang yang memesan,” tutur Ustomo panjang lebar kalau beli jadi harganya sesuai dengan jenisnya dari harga Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta untuk satu senjata bonus 2 peluru.
Ketika ditanya mengenai kasus pembunuhan yang disebutkan polisi, Ustomo mengakui saat itu, korban Arbi ditembak di bagian dada pada acara orgen tunggal.
“Saya menembak korban saat itu, karena saya dendam pak, dia telah memperkosa isteri saya, makanya saya tembak dia saat di arena orgen tunggal,” aku Ustomo seraya berucap selama DPO dirinya tinggal di Desa Sungai Ceper sambil membuat senpi mencari uang untuk makan.
Mengenai luka tembak di bagian paha kirinya itu, Ustomo mencoba jimat yang selama ini dimiliknya.
“Aku dapet cincin dari kawan, cerita kawan itu jimat kebal, aku penasaran dan ku tes pakai senpi di bagian paha kiri ternyata tembus,” tandasnya seraya tampak menyesali ulahnya sendiri.