Warga Menangis Lepas Jenazah "Selamat Jalan Angeline, Masyarakat Bali Mencintaimu"
"Saya terharu sekali atas perhatian dari masyarakat Bali untuk Angeline," ujar Sani, tante Angeline.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Jenazah Angeline, bocah 8 tahun yang ditemukan tewas terkubur di belakang rumahnya, diberangkatkan ke kampung halaman orangtua kandungnya di Banyuwangi, Selasa (16/6/2015).
Dengan pengawalan khusus, mobil jenazah sumbangan Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) membawa jasad Angeline dan sejumlah anggota keluarga melalui jalur darat. Keberangkatan jasad Angeline juga diiringi antusiasme masyarakat Bali. Mereka turut mengantarkan jenazah Angeline dengan berdiri di sepanjang jalan yang dilalui rombongan mobil jenazah menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Para warga berdiri sambil melambaikan tangan. Sebagian warga lainnya berdiri sambil membawa foto Angeline, bahkan juga spanduk yang bertuliskan, "Selamat Jalan Angeline, Masyarakat Bali mencintaimu". Beberapa warga juga terlihat tak kuasa menahan airmatanya hingga menangis.
Tak hanya itu, dari pantauan Kompas.com, di depan alun-alun Kota Negara Kabupaten Jembrana, sekelompok warga yang menggunakan pakaian adat Bali menaburkan bunga ketika mobil jenazah dan mobil rombongan lewat.
Pihak kepolisian berjaga-jaga di setiap persimpangan untuk menjaga arus lalu lintas. Sejumlah kendaraan besar seperti truk dan bus juga menghentikan perjalanannya untuk memprioritaskan rombongan melintas.
Sementara itu, sebelum keberangkatan, warga yang sudah menunggu di depan RSUP Sanglah bergotong royong membantu persiapan keberangkatan jenazah Angeline.
"Saya terharu sekali atas perhatian dari masyarakat Bali untuk Angeline," ujar Sani, tante Angeline, sambil memangku anak Hamidah nomor empat di mobil rombongan.
Saat berita ini ditulis, rombongan keluarga yang mengawal pemulangan jenazah Angeline sudah tiba di Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
"Ini termasuk cepat. Kalau lancar, kurang dari tiga jam akan sampai di rumah duka Banyuwangi. Semoga cuaca laut bersahabat saat menyeberang," ujar Lulut Joni Prasojo, salah satu pengurus Ikawangi, yang ikut dalam rombongan.
Penulis: Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati