Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cicak dalam Kemasan Es Krim Walls, Kepala Pabrik: Tak Ada Prosedur Keliru saat Proses Produksi

Kepala pabrik eskrim produk Wall's, menyatakan, tidak ada kesalahan dalam prosedur produksi pembuatan es krim Wall's cup yang ditemukan cicak.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cicak dalam Kemasan Es Krim Walls, Kepala Pabrik: Tak Ada Prosedur Keliru saat Proses Produksi
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Es krim Wall s yang dibeli Martodi, warga Jalan Basuki Rahmat Kelurahan Tanjung Raman Kecamatan Prabumulih Timur, berisi seekor cicak yang sudah membeku, padahal masih bersegel. 

TRIBUNNEWS.COM, JAWA BARAT - Kepala pabrik eskrim produk Wall's, Benni Hasanuddin menyatakan, tidak ada kesalahan dalam prosedur produksi pembuatan es krim Wall's cup yang ditemukan cicak dalam kemasan es krim tersebut.

Saat tanggal produksi yakni 24 Februari 2015 pukul 08.21 WIB yang diperoleh berdasarkan kode produksi 150922, prosedur produksi berjalan normal. (Martodi Terkejut Beli Es Krim Wall's Berisi Cicak Beku)

"Artinya produksi berjalan seperti biasa. Tidak ada hal yang tidak wajar yang memungkinkan kesalahan prosedur saat proses produksi saat itu," kata Benni saat ditemui di pabriknya di kawasan Jababeka Cikarang, Jawa Barat, Selasa (16/5/2015).

Bahkan, hasil pemeriksaan, tidak ditemukan seekor cecak pun yang ada di dalam pabrik sejak bulan Oktober 2014 di tempat produksi yang sangat steril itu.

Mereka juga telah menganalisa segala kemungkinan termasuk memeriksa performa, kinerja karyawan yang saat itu bertugas untuk memastikan adanya sabotase karyawan sendiri.

Mereka yang bertugas saat itu, tergolong berkinerja baik sehingga tidak ada alasan, misalnya melakukan sabotase memasukkan cecak di dalam kemasan.

"Kita punya catatan kinerja karyawan kami. Dan clear mereka tergolong karyawan yang baik dan tidak bermasalah, sehingga tidak ada alasan melakukan sabotase," katanya.

Bahkan mereka melakukan simulasi jika benar cecak dimasukkan ke dalam es krim saat proses produksi.

"Saat kita simulasi, ada bagian tubuh cecaknya yang terbenam dalam eskrim. Juga ada upaya cecak untuk melepaskan diri sehingga menyisakan bekas saat berupaya lepas," katanya.

Yang makin membuatnya heran, berdasarkan foto yang ada, cecak dalam kondisi utuh, padahal jika melihat tanggal produksinya 24 Februari 2015, secara teknis seharusnya mengecil.

"Logika saja, ada benda yang ada di dalam es krim yang sangat dingin, mestinya tubuhnya mengecil. Apalagi berada selama hampir 4 bulan dalam es krim yang suhunya selalu dingin," katanya.

Head of Corporate Communication Unilever Indinesia Maria Dewantini Dwianto mengaku pihaknya ingin menyelesaikan masalah komplain pelanggan ini secara baik-baik sesuai aturan yang berlaku.

"Kami sudah menghubungi dan menemui langsung bapak Martodi di Prabumulih sebanyak dua kali untuk menjelaskan dan memberikan produk pengganti sesuai dengan peraturan perundangan tapi ditolak," kata Maria.

Pihak Unilever juga berkeinginan untuk melakukan pemeriksaan produk yang dimasalahkan untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium tapi tidak diperkenankan konsumen.

"Kalau produk diperiksa kita bisa tahu kapan masuknya cicak itu, apakah saat diproses produksi atau saat proses pendistribusian sehingga semua bisa jelas," katanya.

Unilever siap jika pihak ketiga yang melakukan pemeriksaan. Selama ini mereka hanya melihat fotonya, sementara konsumen tidak mau memberikan sampel produknya.

"Kalaupun yang memeriksa pihak ketiga, kami juga siap. Kami juga berkepentingan untuk tahu kapan cecak masuk sehingga tahu kesalahan di mana, apakah di pabrik atau distribusi akan ketahuan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Mortadi, warga Kota Prabumulih Palembang membeli sekotak esk krim dan satu cup es krim Wall's di mini market Jalan Basuki Rahmat SMPN 3 pada 4 Juni 2015.

Dua hari kemudian, keluarga itu menemukan cicak di dalam cup es krim Wall's Oreo Selection. Ia kemudian mengajukan komplain ke minimarket itu lalu diteruskan ke Unilever selaku produsen es krim itu. (Eko Sutriyanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas