Keinginan Popo Istirahat Terakhir dengan Pakaian Trail Lengkap Tercapai
Ratusan motor trail dari beberapa klub trail Yogya memadati jalanan Kota Yogya. Akan tetapi mereka bukan sedang mengikuti acara gathering
Editor: Sugiyarto

Laporan Reporter Tribun Jogja, Jihad Akbar
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan motor trail dari beberapa klub trail Yogya memadati jalanan Kota Yogya. Akan tetapi mereka bukan sedang mengikuti acara gathering atau semacamnya.
Ratusan motor trail tersebut merupakan pengiring jenazah Ganif Aryanto yang merupakan salah seorang pecinta motor trail dari Yogya.
Tidak hanya pengiring yang berbeda dari pemakaman pada umumnya, akan tetapi pada pemakaman Ganif Aryanto atau yang akrab disapa Popo, ada hal yang berbeda.
Perbedaan lainnya itu nampak pada pakaian yang dibalutkan pada mendiang Popo.
Kostum baju trail lengkap berwarna merah dilengkapi sarung tangan dan sepatu yang berwarna serasi membalut tubuh mendiang Popo.
Perbedaan pada pemakaman warga Tegalrejo Yogya tersebut merupakan bentuk kecintaan terhadap olahraga motor trail yang sudah menjadi hobinya sejak lama.
Semasa hidupnya, Popo bergabung menjadi anggota salah satu klub trail di Yogya, yakni Enrico Jogja yang merupakan bagian dari IOF 2X1 Jogja.
Perbedaan-perbedaan dalam pemakaman mendiang Popo tersebut, Helly Beals, istri dari mendiang Popo menyampaikan, merupakan permintaan dari Popo sebelum menghembuskan nafas terakhir.
"Dia (Popo) sempat bilang sama saya, dan saya menangkapnya jika dia meninggal, perlengkapan trailnya untuk bisa ikut bersamanya. Ini nggak boleh dibuang barang-barangnya kata dia," ungkap Helly.
Pesan dari Popo tersebut disampaikan saat dirinya menjalani perawatan karena sakit kanker yang dideritanya sekitar dua bulan terakhir.
Tidak hanya kepada keluarga, pesan tersebut juga disampaikan Popo pada sahabat-sahabatnya, salah satunya kepada Solidera Angga yang juga merupakan salah satu anggota Enrico Jogja.
“Kami sempat bertemu terakhir itu bulan kemarin saat acara kumpul di Kaliurang. Dan sekitar tiga hari berikutnya beliau masuk rumah sakit. Dan pesan itu disampaikan beliau sekitar tujuh hari sebelum akhirnya beliau tidak dapat berbicara.,” ungkap Angga.
Dimata Angga, Popo yang meninggal diusia 50 tahun merupakan sosok yang sangat baik.
Walaupun terkenal sebagai orang yang banyak diam, akan tetapi Popo seringkali mengutarakan saran serta nasihat dalam segala hal, tidak terkecuali tentang trail.
Popo yang sudah puluhan tahun mencintai trail tersebut meninggal Sabtu (20/4/2015) setelah sempat dirawat di RS Panti Rapih karena sakit yang dideritanya.
Jenazah Popo diberangkatkan dari rumah duka RS Bethesda Yogya dengan diiringi ratusan motor trail yang dikendarai oleh sahabat-sahabatnya tersebut, dimakamkan di pemakaman Bluyah Gede, Mlati Sleman, Minggu (21/6).
Selain diiringi ratusan motor trail para sahabatnya, motor trail berwarna hijau yang biasa dikendarai Popo juga ikut mengaspal mengiringi ke tempat peristirahatan terakhirnya. (tribunjogja.com)