LAPAN: Nelayan Asing Curi Ikan Gunakan Citra Satelit
Selama ini pelaku pencurian ikan umumnya menggunakan pantauan satelit untuk melihat pontensi ikan yang besar di perairan Indonesia.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini pelaku pencurian ikan (illegal fishing) umumnya menggunakan pantauan satelit untuk melihat pontensi ikan yang besar di perairan Indonesia.
Thomas Djamaludin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), mengatakan pemantauan satelit umumnya di sekitar zona potensi penangkapan ikan (ZPPI) banyak kapal asing.
"Saya meyakini kapal asing datang untuk mencuri ikan sudah memegang data potensi ikan yang diperoleh berdasarkan pemantauan satelit," kata Thomas, Minggu (21/6/2015).
Untuk mencegahnya, LAPAN tiap hari memberikan laporan ke Bakorkamla maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan penindakan saat terjadi pencurian ikan.
Tiap hari LAPAN juga memberikan data terbaru mengenai suhu, ketinggian ombak dan sebagai ke Dinas Perikanan Kabupaten Kota mengenai daerah zona potensi ikan.
"Dengan data harian diberikan akan menjadi panduan nelayan. Jadi prinsipnya nelayan tidak mencari ikan, tapi ke laut menangkap ikan," katanya.
Informasi mengenai zona potensi ikan juga ada di situs LAPAN tapi sifatnya bulanan.
"Sempat bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan, red) tanya kenapa tidak ada data harian di website? Kami jawab ini untuk menghindari konflik antardaerah. Ini bisa diberlakukan jika illegal fishing dihilangkan," katanya.
Disebutkan pada prinsipnya laporan harian di website bisa dilakukan bahkan informasinya bisa diberikan melalui aplikasi di ponsel pintar.
Nelayan di Indramayu Jawa Barat menjadi salah satu yang mengandalkan catatan LAPAN ini. "Nelayan Indramayu belum berangkat ke laut jika belum dapat laporan," katanya.