Bendungan Jebol, Caca Terkubur Hidup-hidup
Bendungan lumpur di Tambang Timah PT Putra Tonggak Samudra (PTS) Pemali jebol.
Editor: Hendra Gunawan

Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Bendungan lumpur di Tambang Timah PT Putra Tonggak Samudra (PTS) Pemali jebol. Seketika kubangan itu tumpah ruah ke bawah, menyeret serta menenggelamkan alat berat berikut operatornya, Suherwin alias Caca (40).
Akibat kejadian itu korban tak dapat diselamatkan, terkubur hidup-hidup di tambang mitra PT Timah Tbk tersebut, Minggu (21/6/2015) sekitar pukul 22.58 WIB. Kejadian ini memancing perhatian masyarakat dan berbagai pihak. Hingga Senin (22/6/2015) malam upaya pencarian korban tak membuahkan hasil.
Berbagai jenis alat berat dan mesin pengsisap lumpur diturunkan, namun hingga Senin (22/6/2015) malam, jasat korban belum juga ditemukan.
"Waktu itu Caca (korban) sedang mengeruk tanah menggunakan eksavator. Pas (baket eksavator) lagi muter, lumpur jebol," kata saksi mata,
Samsidar (50), operator buldozer ditemui Bangka Pos, Senin (22/6).
Samsidar saat kejadian mengaku berada di lokasi yang sama dengan korban. Selain itu, ada satu orang lag di lokasi malam itu, Rani (37), pencatat jumlah kubikasi (rit dumtruk) yang berada di posisi paling bawah. Namun Samsidar dan Rani berhasil menyelamatkan diri.
"Saat lumpur longsor tiba tiba PC (eksavator) yang dioperasikan Caca terdorong dan ngapung di lumpur lumpur. Dan sat itu saya tak lihat lagi Caca dimana, tiba-tiba hilang Caca. PC terdorong, mengapung dalam kondisi mesin dan lampu masih menyala, lalu tenggelam," katanya.
Malam itu kata Samsidar, kejadiannya begitu cepat. Saat lumpur jebol, Samsidar melihat langsung pemandangan mengerikan di depan mata. Namun dia yang berada di dalam buldozer langsung memutar arah menyelamatkan diri.
"Saat lumpur itu turun ke Caca, awalnya saya belum lari. Begitu sudah merembas besar lumpurnya, baru saya lari," katanya.
Samsidar melihat keadaan itu dalam posisi penerangan lampu di alat berat yang ia operasikan. Pandangan yang samar-samar di lapangan malam itu, membuatnya tak dapat melihat jelas bagaimana korban keluar dari eksavator.
"Karena saat saya lihat orangnya (Caca) tidak ada lagi di dalam PC. Saya tidak tahu kapan dia loncat dari PC. Waktu itu tanah (lumpur) longsor bergelombang," katanya.
Namun Samsidar dapat memastikan, PC terdorong lumpur ke arah bawah bagian samping atau ke permukaan lebih dangkal.
"Diperkirakan Caca dan alat berar tenggelam lumpur setebal sepuluh meter. Tapi seandainya diseret ke tengah, bisa tertimbun lumpur dua puluh meter lebih," katanya.