Landasan Pacu Bandara Binaka Sering Dilalui Warga Untuk Melintas ke Kebun
Pihak Bandar Udara Binaka, Gunungsitoli, Sumatera Utara membenarkan adanya kecelakaan di run way
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.KOTA GUNUNGSITOLI – Pihak Bandar Udara Binaka, Gunungsitoli, Sumatera Utara membenarkan adanya kecelakaan di run way atau landasan pacu bandara tersebut. Bahkan, pihak bandara mengakui warga juga sering menggunakan run way dengan sepeda maupun menggunakan sepeda motor, akibat tidak adanya pagar pembatas di sepanjang areal bandara.
"Ini merupakan kelalaian kami dari pihak Bandar Udara Binaka," kata Banggas Silitonga, Kepala Bandar Udara Binaka Gunungsitoli (22/06/2015) kepada wartawan.
Dugaan sementara, tewasnya Alfrida Bate’e (33), Warga Desa Foa, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, diakibatkan oleh kecelakaan tunggal sesuai dengan laporan pihak bandara.
Banggas mengakui insiden tersebut kerap terjadi, namun baru kali ini menelan korban. Dia mengatakan, kejadian itu bukan karena kecelakaan yang melibatkan pesawat tapi kecelakaan tunggal di sisi landasan pacu, petugas keamaan kita pun sering menegur warga untuk tidak menggunakan jalur run way.
“Sering terjadi di run way, paling babak belur, tapi yang kejadian kemarin hingga merenggut nyawa, barulah kali ini,” ujar Banggas.
Kasus ini telah diserahkan kepada kepolisian. Banggas kemudian merunut pada Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 tahun 2009, yang menyatakan pelarangan terhadap setiap orang yang memasuki kawasan landasan pada bandar udara dan akan dikenai hukuman pidana dan kurungan serta denda.
"Korban ditemukan oleh warga yang tengah berada di terminal dan melihat di jalur landasan pacu," jelasnya.
Melalui menara pemantau, korban terlihat dan langsung dievakuasi ke puskesmas terdekat, namun nyawa korban tidak tertolong. Diduga, korban tewas di tempat akibat benturan keras pada run way yang melukai kepala korban.
Selain itu, pihak bandara juga mengakui jika kecelakaan tersebut tidak ketahui karena kejadian pada jam pesawat tidak beroperasi atau tidak sedang dalam trafic.
"Kami sudah pernah menegur warga untuk tidak menggunakan jalur run way menuju kebun mereka," paparnya.
Banggas menambahkan, tiga bulan lalu pihak Bandara Binaka telah melakukan sosialisasi dan menegur warga untuk tidak menggunakan jalur run way sebagai jalan utama ke kebun mereka. Namun, ironisnya hanya jalur run way tersebutlah yang merupakan akses yang bisa menghubungkan areal perkebunan warga desa.
Kepala bandara dicopot
Di tempat berbeda, salah seorang warga dan juga sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gunungsitoli, Hadirat ST Gea, menyesali insiden tersebut terjadi dan memang tidak diharapkan. Atas kejadian tersebut meminta kepada Menteri Perhubungan untuk mencopot Kepala Bandara dari jabatannya.
"Karena dinilai tidak maksimal melakukan sosialisasi kepada warga," kata Hadirat, Jumat (19/06/2015).
Menurutnya, Kepala Bandara Binaka tidak menunjukkan hasil yang baik bagi penerbang di bandara tersebut. Selain itu, minim sosialisasi kepada warga, lampu di bandara juga tidak bisa hidup setiap pesawat landing lampu tidak ada.
Atas insiden maut tersebut, Hadirat menilai, bisa dikatakan bahwa adanya kelalaian Kepala Bandara Binaka.
"Kita juga menyesali Pemerintah Kota Gunungsitoli, yang tidak bisa memprogramkan jalan alternatif bagi warga setempat. (Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa)