Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Gelombang Tinggi Ancam Pelayaran Kapal di Perairan Aceh

Tiga hingga empat hari ke depan atau Sabtu (18/7/2015), gelombang laut mencapai tiga sampai 3,5 meter di seluruh perairan Aceh.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Gelombang Tinggi Ancam Pelayaran Kapal di Perairan Aceh
Serambi Indonesia/Rizwan
Pekerja memindahkan jembatan papan untuk naik dan turun penumpang dari Kapal KM Sabuk Nusantara 35 yang bertolak dari Pelabuhan Jetty Meulaboh ke Sinabang, Senin (13/7/2015) petang untuk membawa pemudik. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh mengingatkan tiga hingga empat hari ke depan atau Sabtu (18/7/2015), gelombang laut mencapai tiga sampai 3,5 meter di seluruh perairan Aceh

Kondisi ini tidak cukup aman untuk pelayaran. Sehinga pihak meteorologi meminta nelayan dan para pelaut ekstra hati-hati saat berlayar di perairan Aceh.

Sekian rute pelayaran dalam empat hari ke depan terkena dampak cuaca ekstrem berupa angin kencang dan gelombang tinggi adalah Ulee Lheue, Banda Aceh-Balohan, Sabang dan sebaliknya.

“Tinggi gelombang di perairan Sabang dan Banda Aceh diperkirakan 1,5 sampai 3,5 meter, sedangkan angin permukaan sampai ketinggian 3.000 feet yang umumnya bertiup dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan 5 sampai 40 kilometer per jam,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Zakaria, kepada Serambi di Banda Aceh, Selasa (14/7/2015) petang.

Angin kencang dan gelombang laut yang tinggi membuat pelayaran kurang nyaman di perairan Banda Aceh-Sabang, Ulee Lheue-Pulo Aceh (Aceh Besar), Labuhan Haji-Simeulue, Singkil-Simeulue, dan Singkil-Pulau Banyak (Aceh Singkil).

Kawasan lain dengan gelombang laut tergolong tinggi adalah perairan barat dan selatan Aceh yang diperkirakan mencapai 1,5 sampai 3 meter. Disusul perairan utara dan timur Aceh yang memiliki gelombang antara 0,5 hingga 2 meter.

Gelombang itu, kata Zakaria, tak berlangsung permanen 24 jam. Ada kalanya, laut teduh beberapa jam, sehingga tidak membahayakan bagi pelayaran singkat. Tapi tanpa diduga-duga, siang, sore, bahkan malam. laut bisa bergolak tiba-tiba karena angin kencang sehingg mengakibatkan gelombangnya sampai 3,5 meter.

Berita Rekomendasi

“Inilah yang perlu diwaspadai agar tidak berakibat fatal bagi nelayan atau pelaut yang berlayar di perairan Aceh hingga empat hari ke depan,” kata Zakaria.

Tiupan angin di perairan Aceh belakangan berkisar antara 5 sampai 25 knot (46 kilometer per jam) membahayakan bagi kapal kecil dan sedang. Di darat pun, angin kecepatan seperti itu mampu menumbangkan pohon atau papan reklame.

Cuaca ekstrem yang melanda Aceh dalam sepekan terakhir hingga empat hari ke depan disebabkan masih adanya siklon tropis “nangka” di timur laut Filipina. Artinya, ada tekanan rendah di situ, sehingga massa udara di Samudera India menuju ke siklon tropis Filipina melalui perairan Aceh, sehingga terjadi penumpukan angin di perairan barat Aceh.

Di sisi lain, angin yang ada di Samudera India, tepatnya di Teluk Benggala, bertemu di atas perairan Aceh. Ini mengibatkan tumbuhnya awan-awan konvektif yang berpotensi menghadirkan hujan deras.

Ada pula pusaran angin di sebelah tenggara Aceh yang dapat mengakibatkan gangguan cuaca di daratan maupun perairan Aceh, khususnya di Samudera India, meski letaknya agak lebih dekat ke Sumatera Barat.

Berbagai pihak diminta mewaspadai cuaca ekstrem ini, baik yang berdampak langsung bagi pelayaran maupun kelancaran lalu lintas darat, misalnya pohon tumbang. Tingginya curah hujan pun dapat menyebabkan tanah longsor.

Gangguan tanah longsor dapat mengganggu kelancaran transportasi menjelang mudik lebaran ke daerah-daerah di antaranya Gunung Kulu, Paro, dan Geureutee di kawasan Aceh Jaya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas