Dua Pemuda di Medan Todong Pistol Penjual Durian
"Takut kali saya, pasrah saja, kalau mau ambil biar saja," kata di penjual durian.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Seorang pedagang durian bernama Indra (41), warga Jalan Pasar 9, Medan Tembung ditodong pistol dua pemuda yang mengendarai Honda Beat tepat di kediamannya, Rabu (15/7/2015).
Indra menceritakan dua pemuda yang datang membawa pistol itu dalam keadaan mabuk. Sebelum mengambil uang hasil berjualan durian, pemuda itu menendang barang berjualan sembari memaksanya menyerahkan uang.
"Saya bersikeras tidak memberikan uang hasil berjualan. Karena memang jualan saya sedang sepi. Apalagi sekarang lagi sepi. Tadi seorang pemuda langsung menyodorkan senjata api ke arah wajahku. Makanya, pemuda itu mengambil buah durian," katanya.
Selain itu, kata Indra, saat seorang pemuda menodongkan pistol merasa ketakutan. Setelah itu, ia pasrah dengan keadaan itu serta membiarkan dua pemuda tersebut mengambil dua buah durian berukuran besar.
"Takut kali saya, pasrah saja, kalau mau ambil biar saja. Sehingga, mereka hanya mengambil dua buah durian dan langsung pergi. Keadaan di seputaran jalan tempat saya berjualan sepi karena sudah larut malam," ujarnya.
Indra menduga seorang pria yang menodongkan senjata bukan polisi. Namun, warga di seputaran Tembung. Apalagi, penampilannya sangat tidak bagus artinya pakaian serta tubuhnya tidak memperlihatkan seorang terdidik.
Kalau diliat dari gaya pakaiannya serta fisiknya memang bukan polisi. Tapi warga di sekitar Tembung yang mabuk, mungkin mereka mau minum lagi atau butuh cari "tambul" (makanan saat mabuk)," katanya.
Sedangkan, Kepala Unit Satuan Reserse Kriminal Polsek Percut Seituan Ajun Komisaris Polisi Luhut Sihombing mengatakan segera mengecek adanya laporan masyarakat tentang pemuda yang menodong gunakan senjata api.
"Belum ada laporannya kita terima soal pengaduan korban ditodong senjata api. Mungkin laporannya masih di SPK. Coba saya kroscek dulu ya dengan anggota," ungkapnya.