Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Penumpang Kapal Keceplosan Bicara Ingin Kembali ke Lokalisasi

Personel Satpol PP kemudian menahan seorang perempuan, An, penumpang asal Bondowoso, Jawa Timur.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Seorang Penumpang Kapal Keceplosan Bicara Ingin Kembali ke Lokalisasi
Tribun Kaltim/Ahmad Sidik
Petugas Satpol PP saat memeriksa KTP salah satu penumpang Kapal Kirana. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Ahmad Sidik, Siti Zubaidah, dan Gilbertus Rosok

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Satu per satu penumpang turun dari Kapal Motor Kirana XI. Tali tas menggantung di bahu, sebagian dijinjing, diletakkan di pundak, atau ditenteng. Umumnya mereka membawa barang-barang banyak, baru saja libur Lebaran di Pulau Jawa.

"Selamat datang di Kota Balikpapan, untuk kelancaran tolong persiapkan KTP Anda," kata Kepala Seksi Operasi dan Penertiban Umum Satpol PP Kota Balikpapan, Subardiono saat menyambut kedatangan kapal yang sandar di Pelabuhan Semayang, pukul 11.00 Wita.

Personel Satpol PP sedang menggelar razia yustisi, yakni menyangkut kependudukan kepada pendatang.

"Mau ke mena Bu, bisa lihat KTP-nya?" tanya Subardiono yang berjaga di tangga turun kapal Kirana.

Selama razia yustisi, petugas Satpol PP menyita sebanyak 37 kartu tanda penduduk (KTP).

"Penertiban ini terhadap pendatang, digelar setelah menjalani libur Lebaran. Pada arus balik inilah yang kami pantau selama tiga hari berturut-turut nanti," katanya.

Personel Satpol PP kemudian menahan seorang perempuan, An, penumpang asal Bondowoso, Jawa Timur.

Ia kemudian didudukkan di tempat pendataan penumpang beridentitas dari luar Balikpapan. Kerutan di dahinya terlihat ketika petugas Satpol PP mondar-mandir memanggil warga lainnya yang memiliki KTP dengan alamat di luar Balikpapan.

Beberapa kali dia berucap tidak takut pada polisi. Dia berniat kembali ke tempat dia bekerja dua tahun lalu. Tempat yang sekarang sudah ditutup yaitu di eks lokalisasi prostitusi di Km 17, Balikpapan.

An tidak mengetahui tempat hiburan tersebut sudah tidak aktif seperti dia pernah bekerja dulu. Dia hanya berpikir bisa kembali bekerja tanpa ada yang mengusik apa yang dia perbuat.

"Saya ke sini kan jelas bekerja, buat apa saya takut polisi. Kenapa mereka harus repot mengurus pekerjaan saya," ujar An.

Wanita paruh baya dengan selendang hitam menutupi rambut pirang sebahu itu mengaku keceplosan saat dirinya ditanya tujuan ke Balikpapan.

Sebelumnya dia tidak pernah mendapat teguran atau razia selama bepergian ke Balikpapan.

"Saya tadi keceplosan, salah ngomong mau ke Km 17, harusnya saya bilang ke Samarinda saja ke rumah bibi saya. Tahun-tahun sebelumnya tak ada acara razia begini, kenapa KTP saya harus ditahan. Masa berlaku masih sampai tahun 2016," ujar An.

An lalu sibuk menelepon seseorang ketika akan dibawa Sat Pol PP ke kantor. Dia sedang menelepon seseorang untuk menjemputnya agar tidak dikembalikan ke daerah asalnya.

"Saya mau minta suami siri saya untuk jemput. Saya suruh saja nanti dia mengaku kakak saya. Jadi ada tujuan yang jelas ke Balikpapan," ungkapnya.

Subardiono menuturkan operasi Yustisi dilakukan untuk menekan jumlah pendatang baru yang masuk ke Balikpapan selama arus balik berlangsung.

Pendatang baru bisa menimbulkan permasalahan baru jika tidak punya kemampuan dan tujuan yang jelas di Balikpapan.

"Kegiatan ini dilakukan agar jumlah pendatang berkurang. Saat ini ribuan orang menganggur di Balikpapan. Jika kita biarkan akan menimbulkan masalah baru. Mereka bisa bekerja semaunya dan menimbulkan lingkungan yang kumuh," ujar Subardiono.

Berkaitan dengan penangkapan seorang wanita yang akan kembali ke pekerjaan lama di eks lokalisasi Km 17, pihak Satpol PP akan mengembalikan wanita tersebut ke daerah asalnya.

"Jika terbukti An akan kembali ke lokalisasi, kami akan pulangkan. Pekerjaan seperti itulah yang dikhawatirkan dilakukan para pendatang baru terutama wanita," ujar Subardiono menambahkan.

Made, petugas di Pelabuhan Semanyang mengatakan ada tiga kapal yang sandar di Balikpapan, kemarin. Pukul 05.00 Wita, Kapal Motor Doloronda dari Parepare, Sulawesi Selatan. Kemudian pukul 11.00 Wita KM Lamberu dari Pantoloan (Palu), serta Kirana dari Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Cabang Pelni Balikpapan Nawawi mengatakan KM Lambelu yang berangkat dari Pantoloan (Palu) mengangkut sekitar 1.000 penumpang.
KM Dorolonda hanya mengangkut 500 penumpang dari Pare-pare.

"Kedua kapal ini hanya terisi sedikit mungkin karena arus balik Lebaran tahun ini bukan pada hari ini," ujar Nawawi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas