Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alifa Bocah Berusia 6 Tahun ini Jadi Korban Penganiyaan Bibinya

Alifah (6), korban penganiayaan bibinya, Siti Masturah Ulfa (40)

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Alifa Bocah Berusia 6 Tahun ini Jadi Korban Penganiyaan Bibinya
Surya/Moch. Sugiyono
Wajah Alifah terlihat lebam yang diduga dianiaya oleh bibinya. 

TRIBUNNEWS.COM.GRESIK - Alifah (6), korban penganiayaan bibinya, Siti Masturah Ulfa (40), warga Perumahan Sumput Asri, Dusun Sumput, Kecamatan Driyorejo, Gresik, terkenal sebagai anak yang ramah kepada tetangga.

Di Taman Kanak-kanak (TK) juga sebagai murid yang cerdas dan sopan santun.

"Alifah itu anaknya pinter, grapyak. Saat berangkat ke masjid, ada tetangga di depan rumah ya disapa. Bu Tarjo, Budhe," kata tetangga Ulfa yang enggan disebutkan namanya, Kamis (30/7/2015).

Tetangga ini menambahkan bahwa Alifah baru beberapa bulan tinggal bersama bibinya atau adik dari ayah kandung Alifah di Banjarmasin, Kalimantan.

"Belum ada setahun di sini. Kabarnya setelah ibunya meninggal dunia, baru ikut Bu Ulfa," imbuh tetangga saat ngobrol di depan rumah bersama tetangga lain.

Keluarga Ulfa tergolong kaya. Rumahnya dua lantai, berukuran kira-kira 7x13 di Perumahan Sumput Asri.

Ulfa tinggal bersama ibunya, pembantunya 2 orang, anaknya 2, adik Ulfa seorang laki-laki berusia 28 tahun dan Alifah.

Berita Rekomendasi

"Alifah baru saja tinggal, belum ada setahun. Setelah ibunya meninggal dunia, Alifah dititipkan ke Bu Ulfa," imbuhnya.

Sementara itu, Masrifah, Kepala Taman Kanak-kanak (TK) Al Kautsar di Perumahan Sumput Asri menjelaskan bahwa saat awal masuk sekolah, Senin (27/7/2015), para wali murid sudah curiga dan kasihan melihat wajah Alifah yang penuh lebam.

Hal itu terlihat dari sekitar bola mata yang hitam. "Karena hari Senin ada acara Halal Bihalal di UPT Dinas Pendidikan Driyorejo, saya kurang memperhatikan. Baru hari Selasa, saya tanya ke Alifah penyebab wajahnya lebam. Jawabnya, luka ini akibat dipukul oleh abah di Kalimantan," kata Marifah menirukan jawaban Alifah.

Namun, Masrifah dan wali murid tetap tidak percaya. Pihak sekolah juga tidak berani menanyakan langsung ke Ulfa, khawatir Alifah semakin dianiaya saat di rumah.

Pihak sekolah mencoba menayakan ke Ulfa melalui pesan singkat telepon seluler, tapi jawabnya Alifah lebam akibat jatuh.

Akhirnya Alifah dibawa ke Polsek Driyorejo dan langsung dibawa ke Polres.

Di Polres Gresik itu, Alifah menceritakan kepada Polwan bahwa lebamnya akibat dianiaya bibinya.

Saat baju dan seragam celana Alifah dibuka, ternyata penuh dengan bekas penganiayaan dan di paha juga ada belas cakaran tangan.

"Ini bekas cubitan Bunda. Perut sakit akibat ditendang sama kaki. Wajah lebam karena dipukul pakai tangan Bunda," kata Marsifah saat mendengar cerita Alifah di ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gresik.

Alifah juga menceritakan bahwa ada paksaan dari Ulfa, yaitu jika ditanya oleh guru di sekolah diminta menjawab dianiaya oleh abahnya di Kalimantan saat mudik Lebaran.

"Alifah juga mengaku hanya diberi makan sekali dalam sehari. Jika pagi sudah makan ya besok paginya makan lagi. Ini seperti kasus Angeline di Bali. Tapi kasus Alifah ini karena kasus kutek pewarna kuku," imbuhnya.

Alifah sekolah di TK belum ada setahun, baru Januari 2015 masuk kelas A, kemudian naik kelas B baru awal masuk Senin (27/7/2015) kemarin. Di sekolah terkenal baik. "Baiknya itu, sopan, terbuka, supel," katanya.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas