Imam Masjid Tolikara Papua Tunggu Dua Hari untuk Daftar Peserta Muktamar NU
Tidaklah mudah bagi para muktamirin untuk mendaftar sebagai peserta Muktamar NU ke-33 Jombang.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Tidaklah mudah bagi para muktamirin untuk mendaftar sebagai peserta Muktamar NU ke-33 Jombang.
Mereka harus bersabar mengantri sebelum betul-betul tercatat. Pendaftaran para muktamirin yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Jombang itu hanya membuka satu pintu untuk ribuan peserta.
Satu di antara orang yang mengantri ialah Imam Masjid Baitul Mutaqqin Ali Mukhtar di Karuba, Tolikara, Papua. Ia harus menunggu dua hari untuk bisa mendaftarkan diri bersama sekitar 50 rombongan lainnya dari berbagai kabupaten dari Papua pada Sabtu (1/8/2015).
Sebetulnya, para rombongan telah datang sejak Jumat (31/7/2015). Ali Mukhtar berangkat ke Jombang setelah mendapat undangan dari PWNU Papua Tony Wanggai.
Begitu mendarat di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo, Ali dan rombongan melanjutkan ke Jombang dengan naik bis. TIba di Jombang sekitar pukul 14.00. Tanpa beristirahat, Ali langsung menuju GOR Jombang untuk mendaftar.
Tiba di GOR, suasana berdesak-desakan terjadi di depan pintu masuk pendaftaran. Banser yang menjaga ketat pintu masuk beberapa kali menolak para peserta yang memaksa masuk.
Persyaratan yang ketat dari panitia membuat setiap peserta tidak bisa seenaknya masuk. Harus ada surat keterangan delegasi dari tempat masing-masing. Pun, konfirmasi pendaftaraan lewat online juga harus ditunjukkan.
Banyaknya peserta yang tidak memenuhi persyaratan pendaftaran membuat antrean panjang di depan pintu masuk. Antrean itu, tidak hanya dirasakan oleh Ali. Namun beberapa peserta lainnya..
Akibat banyaknya antrean, rombongan Ali tidak kebagian waktu masuk mendaftar. Hingga malam menjelang, nama Ali dan rombongannya belum dipanggil. Alhasil, mereka pun harus diinapkan di Pondok Pesantren Denanyar oleh panitia.
Keeseokan harinya, Sabtu (1/8), Ali Mukhtar bersama rombongan kembali ke GOR sekitar pukul 8.00 wib. Meskipun datang pagi, mereka masih menunggu antrean. Hingga pukul 14.00, mereka masih belum bisa masih karena belum terdaftar.
Kelelahan dan keringat yang berkaca-kaca terlihat di raut wajah para rombongan dari Papua itu. Tak terkecuali Ali Mukhtar. Mereka duduk melingkar di rumput depan GOR sembari menunggu nama mereka di panggil.
Untuk mengisi waktu, Ali berbincang-bincang dengan para rombongan lainnya. sesekali membeli minum dan camilan dari pedagang yang keliling berjualan.
"Cukup lelah menunggu begitu lama, tapi kami bersabar karena Muktamar NU ini memang dihadiri banyak peserta," kata pria yang kehilangan rumah akibat terbakar saat insiden Tolikara beberapa waktu lalu.
Ketika sore tiba, sekitar pukul 15.30, rombongan dari Papu dipanggil oleh panita. Mereka pun masuk ke dalam GOR untuk melakukan pendaftaran. Setelah itu, panitia mengantar para rombongan ke penginapan.
Kedatangan Ali ke Jombang tidak hanya demi bertemu keluarga besar Nahdiyin tetapi juga ingin mengabarkan kondisi Tolikara yang telah berjalan damai.
"Perjalanan ini cukup berat karena masyarakat ingin saya tidak ke mana-mana. Namun penting bagi saya bertemu dengan saudara-saudara NU lainnya untuk mengabarkan kondisi sebenarnya di Tolikara," katanya.
Katanya, kondisi di Tolikara sudah berangsur membaik saat ini. Penduduk di sana menjalani aktivitas seperti biasa. Tidak ada ketegangan seperti pemberitaan sebelumnya.
Ali menyimpan harapan dalam Muktamar NU ke-33 kali ini. Satu di antaranya ada perhatian dari para pengurus NU untuk pemeluk Islam di Papua dan Papua Barat.
"Kami telah berdamai di tanah Papua. Kami ingin menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing secara tenang," harapnya.