Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peserta Muktamar NU Berduyun-duyun ke Makam Gus Dur

Kompleks pemakaman mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Jombang, Jawa Timur, dipadati ribuan peziarah

Editor: Sugiyarto
zoom-in Peserta Muktamar NU Berduyun-duyun ke Makam Gus Dur
surya/sutono
makam gus dur 

TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Kompleks pemakaman mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Jombang, Jawa Timur, dipadati ribuan peziarah yang sebagian besar adalah peserta Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 yang berlangsung pada 1-5 Agustus 2015.

Para peziarah itu sudah terlihat memadati areal di luar kompleks pemakaman bahkan sejak gerbang tempat itu belum dibuka.

Padatnya pengunjung membuat siapapun yang berada di sana tak leluasa berjalan atau bergerak karena harus berbagai ruang dengan peziarah lainnya.

Di dalam kompleks pemakaman, ratusan peziarah baik laki-laki maupun perempuan duduk berjajar pada tempat yang telah disediakan untuk menggelar tahlil bersama, sesuai rombongan masing-masing.

Setelah satu rombongan menggelar tahlil, maka rombongan lain yang telah menunggu giliran akan melanjutkan prosesi tersebut.

"Mumpung di Jawa, kami sekalian berkunjung ke banyak tempat. Berziarah ke makam Gus Dur maupun mengunjungi pesantren di Jombang dan sekitarnya," kata Sidiq Rahakbauw, peserta muktamar dari Kota Sorong, Papua Barat, saat ditemui Kompas.com di kawasan makam Gus Dur, Sabtu (1/8/2015).

Ilham, salah seorang petugas keamanan kawasan makam, mengungkapkan, jumlah pengunjung memang terus meningkat sejak pelaksanaan muktamar.

BERITA REKOMENDASI

Sepanjang Sabtu saja, Ilham memperkirakan, jumlah pengunjung yang datang telah mencapai 15.000 orang peziarah yang datang dari berbagai tempat.

"Nanti habis muktamar mungkin akan lebih ramai kunjungan (ke makam)," ujar Ilham.

Ribuan mukatmirin maupun penggembira saat ini telah memadati Jombang untuk terlibat dalam Muktamar NU ke-33. Ajang rapat tertinggi NU itu akan memilih kepengurusan baru sekaligus arah kebijakan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas