"Islam yang kita peluk ini dibangun dengan damai dan praktik perdamaian," tegasnya.

Tidak hanya warga, PCINU juga sering berdialog dengan kelompok pelajar. Ya, sentuhan langsung PCINU dengan warga AS justru sering dilakukan dengan pelajar.

"Selain mahasiswa, kami juga berdialog dengan warga. Bahkan kami beberapa kali diundang ke gereja untuk berbicara tentang Islam," ungkapnya.

Bercerita tentang Islam di gereja bukan hal asing. Achamd sudah kerap mendatangi gereja di beberapa wilayah di AS, seperti di Boston dan Massachussets. Dalam kesempatan itu, ia sampaikan tentang Islam yang sesungguhnya yang jauh dari kekerasan.

Respon dari pihak gereja pun cukup positif. Alhasil, warna Islam yang sebelumnya identik dengan teroris dan kekerasa mulai memudar. Perlahan, warga AS menyadari, bahwa apa yang ditampilkan oleh media tentang Islam selama ini tidaklah benar.

Achmad akan pulang ke Indonesia tahun depan. Sekalipun ia tidak lagi berada di AS, namun PCINU telah berkomitmen untuk terus gigih berjuang menghadirkan Islam dalam nuansa NU di AS. Perjuangan itu akan diteruskan oleh generasi-generasi PCINU lainnya.(Benni Indo)