Sekelompok Pesilat di Karanganyar Bentrok Lawan Warga, Rumah dan Jembatan Rusak
Sekelompok orang yang mengaku anggota pesilat terlibat bentrok dengan warga dari dua dukuh di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (10/8/2015)
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sekelompok orang yang mengaku anggota pesilat terlibat bentrok dengan warga dari dua dukuh di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (10/8/2015) jam 20.00 WIB.
Kejadian bentrok antara kelompok pesilat ini dengan sejumlah warga dari Dukuh Pandaan dan Daren, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono ini membuat dua orang warga terluka.
Kejadian berawal saat sejumlah orang pulang dari menonton sepakbola untuk memperingati HUT ke-70 RI di Lapangan Desa Blorong, Senin Sore.
Saat pulang dan melintas di jembatan Dukuh Daren ini, rombongan orang ini melihat tulisan cat semprot "Anti SH" di pembatas jembatan.
Sejumlah orang itu berhenti untuk menghapus tulisan, bahkan menghancurkan pembatas jembatan dan merobohkannya hingga jatuh ke sungai.
Aksi merusak fasilitas umum ini memancing reaksi sejumlah warga Dukuh Pandaan dan Daren yang kebetulan melintas seusai menghadiri rapat pembubaran panitia pernikahan.
Warga dua dukuh ini tidak terima ulah sekelompok orang yang telah merusak fasilitas yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat, sehingga terjadi perang batu antar kelompok ini.
Akibat kejadian itu, dua orang warga mengalami luka-luka, yakni Ketua RT 01 Dukuh Pandaan, Widodo (47) dan seorang warga Ali Mustofa (27).
Selain itu, satu warung makan milik Mariyem, sejumlah lampu penerangan desa, dua sepeda motor milik warga, dan dua rumah mengalami rusak di bagian atap dan jendela karena lemparan batu.
"Semalam ada yang melakukan pengrusakan fasilitas desa. Ada warga yang terluka di bagian kepala. Sebelum bentrokan terjadi, selama ini aman-aman saja. Dahulu pernah ada gesekan, tetapi enggak sampai seperti ini," ujar salah satu tokoh masyarakat yang enggan menyebutkan nama, Selasa (11/8/2015).
Kapolres Karanganyar, AKBP Mahedi Surindra, melalui Kapolsek Jumantono, AKP Suryanto, mengatakan kejadian itu kali pertama di Jumantono. Namun, dia enggan memberikan penjelasan detail terkait kejadian itu. (*)