Mobil Tenaga Surya ITS yang Akan Ikut Lomba Internasional Tiba-tiba Rusak
Rencana peluncuran mobil Tenaga Surya ITS Surabaya yang dinamakan Widya Wahana V pada Rabu (12/8/2015) di depan halaman rektorat dibatalkan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rencana peluncuran mobil Tenaga Surya ITS (Institut Sepuluh Nopember) Surabaya yang dinamakan Widya Wahana V pada Rabu (12/8/2015) di depan halaman rektorat dibatalkan.
Penyebabnya, mendadak ada kerusakan pada komponen mesin di mobil itu.
“Ada kerusakan kecil di komponen mesinnya sehingga tidak dapat digunakan hari ini,” ungkap Manajer Tim Mobil Tenaga Surya ITS Widya Wahana V, Aufar Nugraha.
Rencananya pula, Mobil Tenaga Surya ITS Widya Wahana V (WW5) ini akan mengikuti dua serangkaian perlombaan internasional sebagai perwakilan tunggal dari Indonesia.
Sedianya, pada 17-21 Agustus 2015 akan ikut lomba Tour de Java Bali dan pada 18-25 Oktober 2015 di Bridgestone World Solar Challenge (WWC), Australia.
Menurut Aufar, kerusakan yang terjadi tidak mengakibatkan masalah yang fatal. “Namun, karena composite yang digunakan pada WW5 ini adalah carbon fiber, sehingga perbaikan pun harus memakan waktu cukup lama,” jelasnya.
Lebih lanjut, masalah kerusakan tidak akan mengganggu Tour de Java Bali mulai dari Jakarta. “Kami pastikan 17-19 Agustus, WW5 dapat melaju pada Tour de Java Bali,” ungkapnya.
Tour de Java Bali dijadwalkan tiba di Surabaya pada 19 Agustus 2015. Tour ini menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Denpasar, Bali.
Sementara, Dian Aprilia, Humas Mobil Tenaga Surya ITS Widya Wahana V., mengatakan, launching WW5 akan tetap dilakukan setelah WW5 menempuh jarak 1.200 kilometer.
Dian menambahkan, mobil berkapasitas dua penumpang ini akan menggunakan 100 persen tenaga surya selama perjalanannya.
Sedangkan di ajang World Solar Challenge akan menempuh perjalanan sejauh 3.000 km dari Darwin (Australia Utara) hingga Adelaide (Australia Selatan).
Tantangan dari WSC 2015 adalah bagaimana mengatur mobil tenaga surya agar dapat menyelesaikan perjalanan dalam jangka waktu maksimal 6 hari dengan jam race (jalannya mobil) yang ditentukan, yaitu hanya 9 jam (08.00 – 17.00 waktu setempat) per harinya.
Tantangan lainnya, suhu Australia yang cukup ekstrem, yaitu berkisar antara 20 – 30 derajat celcius, lantas tempat pemberhentian (pit stop) yang tidak menentu, dan keadaan jalan yang penuh jalur kereta api.
Keikutsertaan Mobil Tenaga Surya ITS Widya Wahana V pada WSC 2105 di Australia menjadi pembuktian bahwa mahasiswa ITS mampu bersaing dalam kompetisi global dengan tim-tim yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di dunia seperti Tokai University, Michigan University, Stamford University, MIT, Cambridge University.
Ketua Jurusan Teknik Mesin, ITS, Bambang Pramujati, mengatakan, World Solar Challenge merupakan kompetisi internasional mobil bertenaga surya yang diikuti beberapa perguruan tinggi dan perusahaan besar di dunia yang peduli terhadap permasalahan lingkungan.
Diungkapkannya, sebagai kontingen tunggal dari Indonesia, ITS tetap optimis dapat menjuarai kompetisi ini.
“Untuk mencapai finish diperlukan kecepatan kurang lebih 100 km per jam dalam jarak 3.000 kilometer. Tapi WW5 ini sudah mampu mencapai kecepatan 150 km per jam,” tandas Bambang.
Perlu diketahui, pada tahun 1993 ITS mobil bertenaga surya ini yang diberi nama Widya Wahana I. II, dan III ini berhenti karena tak ada yang mengurusya.
Namun pada tahun 2012, mobil tenaga surya Widya Wahana kembali aktif dan diberi nama Mobil Tenaga Surya Sapu Angin Surya.
“Tahun 2012 itu pertama kali diikutsertakan dalam perlombaan. Tapi tidak sampai pada tahap final. Hanya sebagai peserta saja,” ungkap Bambang.