Dinilai Mengganggu, Warga Tuntut Tower Seluler XL di Pamekasan Dibongkar
Sekitar 200 warga RT 04/RW 04, Kampung Temeggungan, Kelurahan Parteker, Kecamatan Kota, Pamekasan unjuk rasa mendesak tower seluler XL dibongkar
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Sekitar 200 warga RT 04/RW 04, Kampung Temeggungan, Kelurahan Parteker, Kecamatan Kota, Pamekasan unjuk rasa mendesak tower seluler XL di Jl Temenggungan, Pamekasan dibongkar, Kamis (13/8/2015).
Pengunjuk rasa pria dan wanita membentangkan sejumlah poster.
Di antaranya bertuliskan tower turun harga mati. Segera pergi tower dari sini dan turunkan tower dari kampung kami.
Mereka beralasan, tower induk seluler XL yang sudah berdiri sejak 2000 lalu dianggap mengganggu kesehatan warga akibat kuatnya radiasi, karena berdiri di tengah-tengah perkampung penduduk.
Selain itu, pihak XL dituding mengingkari kesepakatan perpanjangan kontrak.
Seharusnya sudah berakhir pada 22 Juni 2015 lalu, namun hingga kini tower itu masih tetap berdiri.
Koordinaator lapangan, Agus Yulianto, dalam orasinya mengatakan, pihak XL dalam memberikan upah bagi penjaga tower dinilai keterlaluan. Sebab upahnya jauh di bawah UMR, yakni hanya diupah sebesar Rp 125.000 per bulan.
“Pihak XL berjanji pada kami, akan memberi uang ganti biaya musyawarah warga untuk perpanjangan tower serta biaya transportasi sebagai media untuk menghubungi hak milik tanah di Surabaya, ternyata sampai saat ini belum diganti,” ujar Agus Yulianto.
Dikatakan, sesuai kesepakatan dalam sewa kontrak tanah, pihak XL akan membayar pajak bumi dan bangunan.
Tapi sejak 2013 lalu sampai 2015 ini pihak XL lalai tidak mau membayar dengan berbagai alasan.
Yang sangat disayangkan, selama ini pihak XL belum pernah memberikan uang konpensasi terhadap lingkungan.
Bahkan, XL membiarkan galian kabel optik terbuka di pinggir jalan, sehingga warga sendiri yang menutup, karena kondisi itu merusak lingkungan kampung Temenggungan.
Menanggapi tuntutan warga, Pimpinan XL Area Pamekasan, Abdul Muiz, di hadapan pengunjuk rasa berjanji akan membongkar tower itu, paling lambat Oktober 2015 mendatang.
Sebab untuk menurunkan saat ini, masih melakukan upaya lebih dulu untuk koordinasi dengan pihak terkait.
“Tadi malam kami sudah musyawarah dengan sejumlah tokoh warga di kampung ini. Kami berjanji akan menurunkan tower ini. Dan sebagai uang konpenasi menunggu pembongkaran tower,” kata Abdul Muiz.
Mengenai uang tali asih berkaitan dengan berkenaan dengan perayaan HUT RI ke-70, pihaknya memberikan bantuan uang sebesar Rp 3 juta, yang diberikan saat itu juga berikut puluhan kartu perdana kepada warga.
Setelah mendengar penjelasan itu, warga membubarkan diri. Namun sebelumnya lebih dulu warga membubuhkan tanda tangan di atas poster mendesak pembongkaran tower seluler XL.