Kasihan, Monyet di Gunung Rinjani Makan Sampah
Mereka menggemaskan, terlihat lucu, apalagi ada di daerah pegunungan setinggi ini.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Beberapa pendaki mancanegara terheran dengan perilaku puluhan monyet hutan yang ada di sekitar puncak Gunung Rinjani, Bukit Plawangan Sembalun, Lombok, NTB.
Beberapa monyet abu-abu yang di antaranya seekor induk yang tengah menggendong anaknya tampak sesekali berlari dan mengorek-ngorek gundukan sampah sisa pendaki.
Frans, pendaki asal Prancis sesekali mengabadikan tingkah pola monyet-monyet tersebut mengais sampah dengan kameranya. Namun, terkadang ia terdiam sejenak saat melihat monyet-monyet tersebut memakan sisa makanan dari gundukan sampah pendaki.
"Mereka menggemaskan, terlihat lucu, apalagi ada di daerah pegunungan setinggi ini. Tapi, kasihan nasib mereka makan sampah," ujarnya saat berbincang dengan Tribun di Bukit Plawangan Sembalun, Gunung Rinjani, beberapa hari lalu.
Buat Frans, pemandangan yang ia lihat dengan matanya itu terbilang miris dan kontras. Sebab, ia melihat keindahan panorama Danau Segara Anak di balik gundukan sampah Bukit Plawangan Sembalun.
Heri, pendaki asal Jakarta menduga banyaknya sampah yang berada di basecamp tempat pendirian tenda pendaki sebelum mendaki puncak Gunung
Hendri, seorang porter lokal menceritakan, Bukit Plawangan Sembalun merupakan satu-satunya spot tempat pendirian tenda bagi para pendaki sebelum melakukan pendakian puncak Gunung Rinjani.
Dalam sehari, ada lebih 100 pendaki bersama porter yang melakukan aktifitas memasak, makan dan minum di bukit tersebut.
Terkadang, sebagian dari pendaki tersebut membuang sampah sisa memasak, makanan, minuman hingga kotoran manusia ke tepi bukit.
Sementara, di hutan sekitar area bukit tersebut menjadi salah habitat monyet pusuk atau puncak. Ada lebih 100 ekor monyet pusuk yang mendiami hutan di area tersebut.
Ia menduga monyet-monyet tersebut keluar sarang karena kekurangan makanan. Dan mereka mencium dan melihat ada sumber makanan baru di balik sampah-sampah yang ditinggalkan para pendaki.
Menurut Hendri, banyaknya sampah di tempat tersebut lantaran tidak semua pendaki mempunyai kesadaran diri akan pentingnya kebersihan dan kelestarian keindahan alam di Gunung Rinjani.
"Padahal, kami dari porter selalu mengingatkan untuk membawa kantong plastik sebagai tempat sampah agar nanti dibawa kembali ke kaki gunung," tuturnya.
Hal senada disampaikan Heri, pendaki asal Jakarta. "Saya beberapa kali sudah mendaki gunung. Kalau setiap naik gunung selalu menyiapkan minimal dua kantong plastik untuk tempat sampah. Tuh kantong plastik sampahnya saya taro di samping tenda," ujarnya.
"Yang mengotori alam ini yah kia semua, jadi seharusnya yang membersihkan juga kita semua selaku pendaki. Jangan menunggu petugas di sini," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.