Deddy Mizwar Bacakan Puisi Karya Gus Mus untuk Wartawan
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, meminta Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia dapat dimaknai dengan sikap optimistis.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Laisa Khoerun Nissa
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, meminta Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia dapat dimaknai dengan sikap optimistis.
Menurut dia, saat ini keadaan Indonesia jauh lebih baik jika dibandingkan masa para pahlawan merebut kemerdekaan dari para penjajah.
"Keadaan sekarang belum apa-apa dibandingkan tahun 1945. Makanya kita tidak layak pesimis, jangan sampai spirit kita lebih rendah dari dulu. Jadikan 70 tahun kemerdekaan sebagai masa kebangkitan kita," kata pria yang akrab disapa Demiz, Senin (17/8/2015).
Untuk menggugah semangat, Demiz pun membacakan sebuah puisi bertema kemerdekaan bagi para wartawan yang biasa meliput Pemprov Jabar di Gedung Sate, Bandung.
Sambil mengenakan pakaian dinas berwarna putih, Demiz membacakan sebuah puisi karya Gus Mus. "Saya mau membacakan puisi karya Gus Mus yang baru diterima beberapa saat lalu," kata dia.
Rasanya
Baru kemarin Bung Karno dan Bung Hatta
Atas nama kita menyiarkan dengan seksama
Kemerdekaan kita di hadapan dunia.
Rasanya Baru kemarin.
Padahal sudah tujuh puluh tahun lamanya.
Pelaku-pelaku sejarah yang nista dan mulia
Sudah banyak yang tiada. Penerus-penerusnya
Sudah banyak yang berkuasa atau berusaha
Tokoh-tokoh pujaan maupun cercaan bangsa
Sudah banyak yang turun tahta
Rasanya
Baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad lamanya.
Petinggi-petinggi yang dulu suka korupsi
Sudah banyak yang meneriakkan reformasi.
Tanpa merasa risi
Rasanya baru kemarin
Rakyat yang selama ini terdaulat
sudah semakin pintar mendaulat
Pejabat yang tak kunjung merakyat
pun terus dihujat dan dilaknat
Rasanya baru kemarin
Padahal sudah tujuh puluh tahun lamanya
Pembangunan jiwa masih tak kunjung tersentuh
Padahal pembangunan badan
yang kemarin dibangga-banggakan
sudah mulai runtuh
Daging yang selama ini terus dimanjakan
kini sudah mulai kalap mengerikan
Ruh dan jiwa
sudah semakin tak ada harganya
Masyarakat yang kemarin diam-diam menyaksikan
para penguasa berlaku sewenang-wenang
kini sudah pandai menirukan
Rasanya
Baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka.
Pahlawan-pahlawan idola bangsa
Seperti Pangeran Diponegoro
Imam Bonjol, dan Sisingamangraja
Sudah dikalahkan oleh Sin Chan, Baja Hitam
dan Kura-kura Ninja dan artis idola
Rasanya
Baru kemarin
Tokoh-tokoh angkatan empatlima
sudah banyak yang koma
Tokoh-tokoh angkatan enamenam sudah
banyak yang terbenam
Tokoh-tokoh angkatan selanjutnya
sudah banyak yang tak jelas maunya
Rasanya
Baru kemarin
Negeri zamrud katulistiwaku yang manis
Sudah terbakar nyaris habis
Dilalap krisis dan anarkis
Mereka yang kemarin menikmati pembangunan
Sudah banyak yang bersembunyi meninggalkan beban
Mereka yang kemarin mencuri kekayaan negeri
Sudah meninggalkan utang
dan lari mencari selamat sendiri
Mereka yang kemarin
sudah terbiasa mendapat kemudahan
Banyak yang tak rela sendiri kesulitan
Rasanya baru kemarin
Ternyata sudah tujuh puluh tahun kita
Merdeka
Ingin rasanya
aku sekali menguak angkasa
dengan pekik yang lebih perkasa:
M E R D E K A !!!!!