Mobil Tenaga Surya ITS Berhasil Jelajahi Jakarta – Bali, Sempat Ditilang
Mobil Tenaga Surya ciptaan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini tiba di GWK
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.MANGUPURA – Beberapa orang dari ITS Solar Car Racing Team bergegas membuka tali pengikat yang terpasang di mobil Tenaga Surya Widya Wahana V begitu sampai di Area Garuda Wisnu Kencana (GWK), Cultural Park Jimbaran, Bali, Kamis (20/8/2015) malam.
Mobil Tenaga Surya ciptaan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini tiba di GWK sekira pukul 19.45 Wita diangkut menggunakan trailer karena tiba di Pelabuhan Gilimanuk sudah petang.
Aufar Nugraha, Ketua Tim ITS Solar Car Racing Team, uji coba dilakukan dari Jakarta ke Bali.
Dilepas langsung oleh Menristek pada tanggal 17 Agustus 2015 dan langsung menuju Bali.
"Kita lakukan secara total mirip di lomba kelak. Jadi jalannya hanya saat matahari bisa memberikan tenaga. Sekali terisi penuh batrei mobil dapat menempuh jarak sekira 700 km,” ungkapnya.
Aufar lebih lanjut mengatakan, mobil ini disiapkan guna mengikuti kompetisi di World Solar Challenge 2015 pada bulan Oktober mendatang.
Mobil ini dapat mencapai kecepatan maksimum 150KM/jam. Namun dikarenakan kondisi jalan di Indonesia yang kurang bagus, selama uji coba dari Jakarta sampai Bali hanya dapat mencapai 20KM/jam sampai 40KM/jam saja,” tambah Aufar.
ITS Solar Car Racing Team sendiri berjumlah sekira 20 orang.
Dimana anggota merupakan gabungan dari Fakultas Teknik Mesin dan Elektro di support juga dari beberapa orang alumni.
Selama perjalanan Jakarta menuju Bali, tim banyak mendapatkan banyak catatan untuk menyempurnakan mobil Widya Wahana V ini sebelum mengikuti kompetisi di Darwin Oktober mendatang.
Di Surabaya sempat mengalami kerusakan di suspension bagian belakang.
Namun kerusakan tersebut langsung diperbaiki semalaman agar esok pagi dapat melanjutkan perjalanan kembali.
Selain itu, Indra mengungkapkan jika rombongan sempat terkena tilang oleh polisi di daerah Paiton, Jawa Timur.
Saat itu malam hari, depan rombongan ada truk dan jalanan menanjak dan memang marka jalan dilarang menyalip.
Tapi kita tidak sabar dan akhirnya langsung menyalip ditanjakan tersebut lalu kena tilang polisi disana.
“Sempat ditilang polisi di daerah Paiton. Nyalip truk di depan saat tanjakan usai nyalip di depan ada pos polisi dan kami pun ditilang. Karena kita memang melanggar ya tidak masalah ditilang,” tambah Indra sambil tertawa kecil.
“Sempat ada kerusakan tapi langsung diperbaiki makan waktu semalaman tidak tidur kemarin,” ujar Indra Sidarta Alumni ITS.