"Nama Tuhan Disempurnakan Sajalah, Berapa sih Ongkosnya?"
Penyempurnaan perlu dilakukan demi menghindari munculnya penafsiran yang salah, dan demi mencegah kontroversi.
Editor: Hasanudin Aco
![](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tuhan_20150824_165848.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) meminta pemilik nama Tuhan di Banyuwangi, Jawa Timur menyempurnakan nama yang disandangnya. Sebab, nama Tuhan itu belum sempurna dalam kaidah Bahasa Arab.
Penyempurnaan perlu dilakukan demi menghindari munculnya penafsiran yang salah, dan demi mencegah kontroversi.
"Disempurnakan saja namanya, berapa sih ongkosnya, enggak mahal kok," kata Ketua Umum LDII Abdullah Syam, saat membuka Musyawarah Wilayah LDII 2015 di Surabaya, Sabtu (29/8/2015).
Abdullah mengaku, nama dia sebenarnya juga berarti nama Tuhan, tapi karena disempurnakan dengan ditambah kata-kata "'Abdun" yang berarti hamba, lantas tidak menjadi multitafsir, Abdullah berarti hamba Allah.
LDII dalam hal ini mengaku sependapat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas kontroversi pemakaian nama Tuhan. Mereka mengimbau untuk mengganti, atau paling tidak menyempurnakan nama Tuhan.
Kontroversi nama Tuhan mengemuka setelah ditemukan warga Banyuwangi, Jawa Timur, yang di kartu identitasnya bernama Tuhan. Dia seorang tukang kayu asal Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Selain di Banyuwangi, nama "Tuhan" juga dimiliki oleh warga Dusun Krajan, Desa Lambangkuning, Kecamatan Lumbang Probolinggo, Jawa Timur.
Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal