Korban Lumpur Lapindo Ini Gagal Berangkat Haji Gara-gara Muslikah
Mariati, tak bisa menahan sedihnya ketika menceritakan kerja kerasnya selama bertahun-tahun untuk berangkat haji pupus dalam sehari.
Editor: Sugiyarto
Hingga menjelang hari keberangkatan Maryati, semua persiapan berjalan lancar. Bencana bagi Maryati datang pada 27 Agustus 2015.
Petugas dari Departemen Agaman (Depag) Sidoarjo memberitahukan bahwa dia tidak bisa berangkat haji karena perbedaan nama itu. Maryati tercatat sebagai anggota rombongan kloter 18 embarkasi Surabaya.
Kloter ini berangkat pada Jumat (28/8/2015) lalu. Seharusnya, Maryati berangkat haji bersama anak pertamanya, Cholifah dan menantunya yang juga suami Cholifah, Manan Buari
Semua persiapan sampai acara syukuran haji pun selesai digelar. Ratusan tetangga hadir mendoakan. Tas besar sampai kecil juga sudah terisi pakaian dan perlengkapan pribadi Maryati selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
“Tapi kabar ini membuat isteri saya shock. Dia sedih sekali karena hari yang dinantinya sejak lama gagal terwujud. Saya tidak tega melihat isteri saya. Mungkin ini cobaan yang berat sekali,” kata Sabar dengan nada lirih.
Keluarga besarnya menyayangkan, mengapa Kantor Depag Sidoarjo baru memberitahukan masalah nama ini.
Sabar tak bisa banyak pertanya kepada Maryati. Saat dirinya meminta sang isteri bersabar menghadapi ujian ini, Maryati tak pernah bersuara.
Jawaban dari nasihat sang suami, dibalas Maryati dengan derai air mata. Maryati selalu menangis.
“Saya tak tega. Semoga ada pihak yang bisa membantu isteri saya berangkat haji,” harapnya.