Dapat Raskin dari Bulog, Warga: Rasanya Pahit, Kecokelatan dan Berbau
"Kalau jelek begini memang sudah dari dulu, tapi baru kali ini rasanya pahit," ujar warga.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Heni (40), warga RW 07, Kelurahan Ciriung, Kabupaten Bogor, menelan kenyataan pahit.
Beras miskin (raskin) yang diterimanya pada bulan ini tak layak konsumsi.
Hal itu diketahuinya setelah beras tersebut dimasak. Menurut Heni, setelah dimakan rasanya pahit, berwarna kecokelatan, dan berbau.
"Semalam anak saya masak nasi, ternyata waktu dimakan rasanya pahit dan agak berbau," ucap Heni, Senin (7/9/2015).
Dirinya pun langsung diselimuti rasa ketakutan, ketika anaknya mengaku sakit perut setelah mengkonsumsi nasi tersebut.
Karena khawatir putrinya keracunan, ia segera melaporkan kondisi tersebut kepada pengurus RW setempat yang juga menjadi koordinator penyalur beras raskin di wilayah itu.
Heni mengaku, satu karung raskin seberat 15 kilogram dibelinya dengan harga Rp 25.000.
Dia mengatakan, setiap kali menerima raskin selalu berkualitas buruk. Berasnya pun masih bercampur dengan gabah dan kerikil kecil.
"Kalau jelek begini memang sudah dari dulu, tapi baru kali ini rasanya pahit. Tadinya mau langsung saya buang, tapi akhirnya saya laporin aja. Untung anak saya tidak apa-apa," katanya sambil menunjukkan beras itu.
Sementara itu, Zamri (46) koordinator pembagian raskin di wilayah itu, langsung menghubungi kelurahan setempat.
Pihak kelurahan berjanji memeriksa raskin yang datang sebelum disalurkan kepada warga.
Zamri menambahkan, setiap bulan, RW 07 Kelurahan Ciriung menyalurkan empat karung raskin kepada warga kurang mampu.
Dia menduga, sebenarnya banyak warga miskin lain yang ingin mengeluhkan kondisi raskin, namun merasa takut.
"Kondisinya memang parah. Kami coba mengecek karung lain yang tersisa, malah teksturnya pecah-pecah dan setelah dimasak jadinya cair," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.