Nasib Suladi, Dicerai Istri Setelah Jatuh Miskin dan Sakit-sakitan
Penyakit yang mendera Suladi terjadi sejak 2 tahun silam.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Bermula dari operasi prostat, kehidupan Suladi (43) berubah total. Ia bukannya sembuh, tapi penyakitnya malah bertambah parah.
Salah satunya, Suladi selalu mengalami kesulitan saat hendak buang air besar (BAB). Karena saat BAB dari duburnya terasa sakit dan mengeluarkan darah.
"Kalau mau buang air besar rasanya sakit dan mengeluarkan darah," ungkap Suladi ditemui di rumahnya Desa Joho, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Kamis (10/9/2015).
Suladi kini hanya bisa pasrah. Dia saat ini hanya menjalani pengobatan alternatif untuk menyembuhkan penyakitnya.
Obat yang dikonsumsinya air rebusan daun Putrawali yang rasanya sangat pahit. Karena untuk berobat medis sudah tidak punya biaya lagi.
Akibat penyakit yang dideritanya, kini Suladi terpaksa tinggal di gubuk derita ukuran 3 x 4 meter. Tempat yang ditinggali ini berada di antara dua rumah tetangganya.
Rumahnya yang dulu telah dijual kepada saudaranya untuk membiayai sakitnya. Namun hingga semua harta bendanya habis terjual, penyakitnya tak kunjung sembuh. Kini dia benar-benar jatuh miskin.
Sebenarnya Suladi juga punya kartu BPJS untuk berobat gratis. Hanya saja kartu itu telah hilang bersama dompet miliknya karena dicopet orang di dalam bus.
"Dompet saya hilang saat pulang berobat alternatif dari Mojokerto," ungkapnya.
Sejak kehilangan kartu BPJS, Suladi tidak lagi dapat berobat gratis. Dia juga tidak mengurus lagi karena kehabisan biaya.
Duda itu hanya mengharapkan bantuan dari kerabat dan tetangganya untuk bertahan hidup. Karena hartanya yang ada selama ini sudah terjual semua.
Sehari-hari Suladi ditemani anaknya Fery Agung Magelar (9) siswa kelas 3 SD. Anak itu selain belajar juga mengerjakan tugas merawat ayahnya dan memasak di dapur.
Fery tampaknya sudah terbiasa memasak seperti menggoreng tahu dan tempe serta menanak nasi. Karena semenjak sakit, Suladi tidak bisa beraktivitas secara normal.
Penyakit yang mendera Suladi terjadi sejak 2 tahun silam. Saat itu Suladi menjalani operasi prostat di salah satu rumah sakit pemerintah.
Pihak rumah sakit sebenarnya telah merujuk pasien ke RS Dr Soetomo, Surabaya. Namun karena tidak punya biaya, Suladi tidak dapat berangkat.
Upayanya meminta bantuan biaya pengobatan dari pamong desa tidak mendapatkan hasil. Saat mulai sakit-sakitan, istrinya sejak setahun silam juga mengajukan gugatan cerai.
Penulis: Didik Mashudi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.