Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Memotong Hewan Kurban agar Bisa Disebut Daging ASUH

Masyarakat yang hendak berkurban diimbau untuk memuasakan hewan kurban

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Cara Memotong Hewan Kurban agar Bisa Disebut Daging ASUH
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Pekerja memberi minum ke hewan kurban yang dijual di tepi jalan Sukarno Hatta, Kota Semarang, Rabu (15/9/2015). Harga sapi kurban mengalami peningkatan yang semula berkisa Rp 14-15 juta kini bisa mencapai Rp 16-20 juta per ekor sedangkan kambing yang dulu berkisar Rp 1,8 hingga Rp 2 juta kini mencapai Rp 2- Rp 3 jutaan. Kenaikan tersebut tidak berpengaruh dengan musim kemarau panjang seperti ini. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Masyarakat yang hendak berkurban diimbau untuk memuasakan hewan kurban minimal 10 hingga 15 jam sebelum dipotong.

Manfaatnya, setelah dipuasakan, hewan lebih tenang saat dipotong. Selain itu, hewan yang dipotong setelah puasa bobot karkasnya (bagian tubuh ternak yang disembelih selain kepala, kulit, jeroan, kaki bawah, ekor, dan bulu) lebih tinggi.

"Pada saat dipotong, kotorannya juga tidak terlalu banyak. Sapi saat dibawa atau dalam perjalanan tentu stres, kalau dipotong akan berpengaruh pada keberadaan asam laktat. Imbasnya, kualitas daging menjadi keras," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Agus Wariyanto, di Ungaran, Sabtu (19/9/2015).

Dinak Keswan juga memberi perhatian pada cara memotong hewan kurban. Cara menyembelih hewan akan berpengaruh pada kualitas dagingnya.

Hasil kajian Dinas Keswan bersama Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah dan Universitas Diponegoro, hewan harus dipotong pada empat saluran, meliputi saluran nafas, pencernaan, dan dua pembuluh vena. Selain itu, cara merobohkan sapi juga harus benar agar bagian tubuhnya tidak memar.

"Kalau sekadar dijagal, beberapa beberapa bagian tubuhnya akan memar. Pengaruhnya kualitas daging juga. Pengulitan juga wajib menunggu hewan ternak benar-benar mati dahulu," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang Agus Purwoko Djati mengatakan, pihaknya telah melatih takmir masjid untuk melakukan pemotongan dengan benar.

Berita Rekomendasi

"Diharapkan dengan pelatihan tersebut, juru sembelih bisa melaksanakan penyembelihan sesuai prosedur. Sehingga dagingnya aman, sehat, utuh, dan halal atau biasa disebut daging ASUH," ujar Agus.(Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas