Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berjuang Demi Rp 3 Ribu, Pria Pemetik Kelapa di Bali Tewas Terjatuh

Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh ini tewas usai terjatuh dari pohon kelapa setinggi 10 meter.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Berjuang Demi Rp 3 Ribu, Pria Pemetik Kelapa di Bali Tewas Terjatuh
Tribun Bali/ I Gede Jaka Santhosa
Sejumlah warga tetangga korban menunjukkan pohon kelapa di tempat kejadian perkara (TKP) yang dipanjat korban, Jumat (25/9/2015). 

Laporan wartawan Tribun Bali, I Gede Jaka Santhosa

TRIBUNNEWS.COM, NEGARA  -  Suasana duka menyelimuti rumah I Wayan Dentra (50) di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali Jumat (25/9/2015).

Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh ini tewas usai terjatuh dari pohon kelapa setinggi 10 meter.

Kepergian korban kini menimbulkan luka mendalam bagi istrinya, Ni Ketut Sarwi (50) beserta dua anaknya, I Putu Rauh Adnyana (25) dan I Nengah Sedana Bawa (16).

Bahkan, Sedana harus segera pulang dari kegiatan kemah sekolah karena mendengar kabar buruk tentang bapaknya tersebut.

Ditemui di rumah duka kemarin, Sarwi mengatakan, sejak remaja suaminya sudah bekerja sebagai buruh panjat pohon Kelapa.

Seperti biasanya, pagi hari ia bersama korban berangkat menuju kebun kelapa milik saudaranya, I Nengah Darma (52).

BERITA TERKAIT

Korban, sejatinya sudah sempat memanjat dua pohon kelapa. Namun petaka terjadi saat korban memanjat pohon ketiga.

Diduga karena tak bisa mempertahankan keseimbangan saat mencoba memetik buah kelapa, korban lantas terjatuh dengan posisi lutut menghujam tanah terlebih dahulu.

Disusul dengan kepala yang juga menghantam tanah beralaskan batu setelahnya.

"Sebelumnya saya dan keluarga tak memiliki firasat buruk apapun. Begitu keras bunyinya, tiba-tiba suami saya terjatuh dari atas pohon kelapa yang dipanjatnya," ungkapnya.

"Kedua kakinya patah. Sempat dilarikan ke RSUD Negara, tapi sudah dinyatakan meninggal saat sampai di sana," jelas Sarwi sembari meneteskan air mata.

Pemilik kebun, I Nengah Darma mengakui biasanya korban selalu dipercaya untuk memanjat 205 pohon kelapa yang ada di kebun seluas 2 hektare miliknya dengan upah Rp 3 ribu per pohon.

"Sebenarnya tadi sudah sempat dilarang istrinya. Katanya jangan kerja (panjat pohon) dulu. Tapi korban tetap memanjat juga," kata dia.

"Korban jatuh pas membersihkan daun Kelapa yang sudah tua karena mau ambil tiga buah kelapa yang ada di baliknya," jelas Darma sembari menunjukkan pohon kelapa terakhir yang dipanjat korban.

Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP I Gusti Made Sudharma Putra, dikonfirmasi mengakui adanya peristiwa warga yang meninggal akibat terjatuh dari pohon kelapa tersebut.

Pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan kejadian ini, sehingga tidak diproses lebih lanjut. (*)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas