Jembatan Peninggalan Belanda Ini Kondisinya Memprihatinkan, Pagarnya Hilang Kesenggol Mobil
"Dulu dibuat sekitar tahun 1932-1933, konstruksi jembatan menggunakan teknologi beton dan baja, serta kayu ulin," ungkapnya.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Banjarmasin Post, Elhami
TRIBUNNEWS.COM, PARINGIN - Jembatan penghubung antara Desa Hilir Pasar RT III dengan Desa Simpang Tiga kini kondisinya kian memprihatinkan.
Kondisi terbaru pagar jembatan yang dikenal warga dengan Jembatan Lampihong ini hilang, karena sudah rapuh dan akhirnya jatuh ke bawah.
Kondisi demikian tentu saja sangat mengkhawatirkan pengguna yang melintas, karena jembatan ini juga sebagai jalan yang sering dilalui masyarakat yang ingin ke Kota Paringin maupun sebaliknya ke Kota Amuntai.
Berdasarkan pantauan BPost (Tribunnews.com network) di lapangan, anggota jajaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Balangan langsung turun ke lapangan untuk memasang tali garis tanda peringatan.
Selain diamankan dengan tali, kondisi jalannya, juga rusak dan berlobang, dan hanya ditutup dengan batu tanah untuk menutupi sementara.
Bahkan besi jembatan kian kusam dan tak terawat, kondisi demikian membuat jembatan ini semakin lama dibiarkan akan semakin mengkawatirkan.
Pembakal Hilir Pasar Kecamatan Lampihong, M Rasyid mengungkapkan, pagar yang hilang itu sudah sebulan belakangan, dikarenakan tersenggol mobil yang sering melintas.
"Sering banget dilalui, apalagi kalau pasar hari Minggu, ya itu pagarnya jatuh ke bawah karena kesenggol mobil, untung mobilnya tidak jatuh," ujarnya, Selasa (29/9/2015).
Lebih lanjut dikatakannya, di jembatan tersebut juga sering terjadi kemacetan, apalagi setelah jembatan ada tikungan L menuju pasar Lampihong, sehingga pengendara harus ekstra hati-hati.
"Memang harus ekstra hati-hati, terutama bagi yang pertama kali melintas, jika tidak hati-hati bisa celaka, apalagi sekarang pagarnya sudah tidak ada," ujarnya.
Kabid Bina Marga PU Balangan, Cecep Ruswantoro saat dikonfirmasi mengatakan, Jembatan Lampihong tersebut merupakan jembatan milik provinsi, pihak kabupaten sudah melaporkan juga ke provinsi.
"Kami juga sudah koordinasi, saat ini penanganan sementara yang bisa kami lakukan adalah memasang tali pita peringatan, kalau perbaikan itu wewenang provinsi," pungkasnya.
Bukan sekedar jembatan, ternyata Jembatan Lampihong ini adalah salah satu cagar budaya penting bagi Kabupaten Balangan, terutama bagi Kecamatan Lampihong.
Camat Lampihong, Abiji mengatakan, Jembatan Lampihong ini menjadi jalur utama Paringin-Amuntai yang merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda di Balangan, masih aktif namun kondisinya memprihatikan.
"Jembatan ini penghubung Desa Hilir Pasar dan Desa Simpang Tiga, dulu dibuat sekitar tahun 1932-1933, konstruksi jembatan menggunakan teknologi beton dan baja, serta kayu ulin," ungkapnya.
Dikatakan Abiji, memandang jembatan dengan kontruksi baja yang melengkung seolah membawa kembali ke masa lampau. Jembatan ini menjadi saksi bisu lintasan sejarah.
"Oleh karena itu, kami berharap segera di perbaiki, agar jembatan peninggalan Belanda ini tak hancur sehingga menjadi kebanggaan masyarakat Lampihong," pungkasnya.