Serbu Sekolah Lain, Puluhan Murid SD di Lampung Bawa Palu dan Gergaji
Ia mengaku ketakutan saat murid SDN 2 membawa gergaji, palu, sampai bambu datang ke sekolahnya.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Lampung, Bayu Saputra
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Kelompok murid dari dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, nyaris terlibat tawuran, Jumat (2/10/2015).
Kedua sekolah tersebut yakni SDN 1 Sepang Jaya dan SDN 2 Sepang Jaya yang saling berjarak 1 kilometer.
Siswa SDN 1 Sepang Jaya Kelas V B, Muhammad Omar Ar Rahman, merupakan saksi yang melihat kedua sekolah saling serbu.
Saat masih sedang belajar, sekitar pukul 09.00, ia kaget melihat sekitar 30-an murid dari SDN 2 Sepang Jaya menyerbu ke sekolahnya.
Mereka mengatakan sedang mencari salah satu murid SDN 1 yang sengaja mengejek murid SDN 2 sehingga memicu kemarahan murid lain.
Kelompok murid dari SDN 2 tersebut datang dengan membawa perkakas seperti palu, gergaji, hingga bambu, yang jika saja digunakan pasti akan mencederai murid lawannya.
"Guru-guru saya berhasil melerai serta menangkap sekitar 30-an murid dari SDN 2 tersebut," katanya.
Seluruh murid SDN 1 Sepang Jaya tak diperbolehkan keluar sekolah sampai semua murid SDN 2 Sepang Jaya tertangkap.
Omar mengatakan, selain murid laki-laki, ada murid perempuan dari SDN 2 yang juga menyerbu ke sekolahnya.
Hal senada juga disampaikan Denisa, murid Kelas II C SDN 1 Sepang Jaya.
Ia mengaku ketakutan saat murid SDN 2 membawa gergaji, palu, sampai bambu datang ke sekolahnya.
"Kami sedang belajar, jadi aku sama teman-teman sempat terganggu belajarnya tadi. Tapi karena sigapnya guru-guru kami serta datangnya Pak Polisi, akhirnya kejadian tersebut nggak melebar," ujarnya
Murid dari SDN 1 dan SDN 2 akhirnya dikumpulkan di lapangan untuk diberikan pengarahan.
Sekitar pukul 11.00 WIB, seluruh murid dari kedua sekolah tersebut disuruh pulang ke rumah masing-masing.
Kepala SDN 1 Sepang Jaya, Yulastri Andawani, saat didatangi Tribun Lampung (Tribunnews.com network) di sekolahnya, menyangkal ada kejadian yang nyaris berujung tawuran.
"Gak ada kejadian apa-apa kok, itu 'kan anak-anak hanya main-main saja, jadi memang gak ada apa-apa kok," ujarnya.
Kabid Dikdas Disdikbud Lampung, Diona Katharina, sangat menyesalkan atas insiden tersebut.
"Harusnya pihak sekolah imeningkatkan pendidikan karakter murid-muridnya," katanya.
Wakil Ketua Dewan Pendidikan Lampung (DPL) yang membidangi rekomendasi, Profesor Warsito, menyatakan sangat prihatin atas kejadian tersebut.
Warsito menjelaskan, karakter siswa menurun sehingga menyebabkan siswa tersebut merespon negatif.