Mahasiswa di Malang Turun ke Jalan Galang Dana Bencana Kabut Asap
Untuk beraktivitas di luar rumah, dikatakannya sangat sulit karena stok masker yang ada disana sudah habis.
Editor: Hasanudin Aco
![Mahasiswa di Malang Turun ke Jalan Galang Dana Bencana Kabut Asap](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sejumlah-pejalan-kaki-menan_20151004_135053.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Bencana kabut asap di Kalimantan akibat pembakaran hutan dan lahan membuat Aliansi Mahasiswa Kalimantan di Malang Raya turun jalan.
Mereka menggelar long march, orasi dan penggalanan dana sebagai wujud kepedulian di jalan Ijen, Minggu (4/10/2015).
"Aksi pertama, baru pertama kami laksanakan, karena kami merasa pemerintah kurang menanggapi permasalahan yang ada di Kalimantan akibat bencana ini," jelas koordinator aksi, Faisal Nata (20).
Mahasiswa program studi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini merupakan warga asli Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Ia menjelaskan, kondisi di wilayah rumahnya terbilang cukup parah.
"Sudah ada hujan rintik kemarin, jadi sudah agak bisa bertahan. Sebelumnya jarak pandang hanya sampai 5 meter, sampai semua pekerjaan dan sekolah diliburkan," jelasnya.
Untuk beraktivitas di luar rumah, dikatakannya sangat sulit karena stok masker yang ada disana sudah habis.
Aksi solidaritas ini mereka lakukan untuk menyalurkan bantuan masker dan obat-obatan bagi warga Kalimantan yang terkena dampak bencana kabut asap ini.
Aksi yang dilakukan serentak di 7 kota, yaitu Malang, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Banjar, Palangkaraya dan Pangkalan Bun.
"Kami sudah bermusyawarah melalui Kerukunan Keluarga Kalimantan membahas isu ini. Kalau di Malang kami gabungan dari Organisasi Daerah (Orda) dari 5 provinsi," jelasnya.
Faisal menjelaskan ada sekitar 200 mahasiswa asal Kalimantan, bahkan jumlah itu sebagian belu terdata.
"Mengenai penyalurannya, akan disalurkan langsung oleh tiap kota ke daerah yang terkena bencana. Kami akan lihat perkembangannya dulu, apakah kami lanjutkan penggalanagan dana atau bagaimana,"ungkapnya.
Sementara itu, mahasiswa asal Kalimantan lainnya, Ica (21) menjelaskan daerah asalnya, Banjarmasin Kalimantan selatan lebih beruntung dari wilayah lain di Kalimantan karena kabut asap tidak sampai melumpuhkan aktivitas sekolah ataupun pekerjaan.
"Dapat kabar setelah diguyur hujan kondisi kabut dari sore sampai subuh sudah bisa lebih baik," jelas mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.