Kisah Reno, Bayi 8 Bulan Berjuang Hadapi Hydrocephalus
Terkait pengobatan, Endang menyampaikan, anak semata wayang pasangan Meliana (28) dan Herry (30) itu hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Lampung, Dewi Anita
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Hidup yang harus dilalui Muhammad Reno (8 bulan) sangat menggetirkan.
Warga RT 2 LK 2, Ketapang, Kecamatan Panjang , Bandar Lampung ini mengidap penyakit hydrocephalus.
Hydrocephalus adalah penyakit menumpuknya suatu cairan di dalam otak.
Cairan serebrospinal yang di produksi jaringan ventrikel (rongga otak) membasahi otak dan tulang belakang.
Dampaknya, menekan otak bayi, menyebabkan kerusakan, gangguan fisik dan mental.
Ironisnya, keluarga besar Reno baru mengetahui diagnosis penyakit itu hari ini.
Endang (50), nenek Reno mengatakan, ketika cucunya lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A.Dadi Tjokrodipo 7 Februari lalu.
Reno lahir dengan berat 2,28 kilogram (kg) dan panjang 45 centimeter (cm), nampak normal seperti balita pada umumnya.
Menginjak usia satu bulan, Reno menderita sakit demam disertai kejang kejang.
Keluarga lantas berinisiatif membawanya ke bidan setempat.
Hasil diagnosisnya tidak ditemukan penyakit berarti, keluarga pun memutuskan membawa Reno pulang.
“Setelah dari sana kami perhatikan kepalanya perlahan membesar. Urat-urat di mata dan dahi nampak menonjol, sedangkan mata seperti melotot terus menerus" kata Endang, Selasa (6/10/2015).
"Reno juga kerap menangis, ketika dipegang kepala dan dahinya selalu terasa panas,” sambungnya.
Terkait pengobatan, Endang menyampaikan, anak semata wayang pasangan Meliana (28) dan Herry (30) itu hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Pengobatan alternatif dan tradisional yang bisa dilakukan karena keterbatasan biaya.
Sebab, orangtua Reno hanya pekerja harian lepas di perusahaan swasta.
"Harapan keluarga pengen Reno sehat dan bisa sembuh. Namun untuk pengobatan memang sulit, jangankan untuk biaya berobat untuk makan saja kami pas-pasan,” tukas Endang (*)