Setiap Sapuan Kuas Dibacakan Asmaul Husna, Inilah Lukisan Untuk Jokowi
Entah bercanda atau tidak, tapi Gus Thoriq memperkirakan, lukisan ini akan menjadi lebih mahal dari lukisan 'Monalisa' karya Leonardo Da Vinci.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Surya, Sylvianita Widyawati
TRIBUNNEWS.COM, KEPANJEN - Inisiator Hari Santri, Gus Thoriq Bin Ziyad mengirimkan lukisan bergambar Jokowi, Presiden RI dan sejumlah petinggi partai politik, Rabu (7/10/2015).
Gambar di lukisan itu, Jokowi saat itu masih menjadi calon presiden dan datang ke Ponpes Babussalam di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang untuk kampanye.
Di sela kegiatannya itu, Jokowi menandatangi surat pernyataan bahwa jika dirinya terpilih sebagai presiden, maka ia akan memperjuangkan serta menetapkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional menjadi satu hari resmi negara RI.
Surat pernyataan itu ditandatangani pada 27 Juni 2014.
"Lukisan ini dikirim ke negara pakai jasa pengiriman ke Jakarta," jelas Gus Thoriq kepada SURYAMALANG.COM (Tribunnews.com network), Rabu (7/10/2015) di Universitas Islam Raden Rahmad (Unira) Kepanjen.
Ia berharap, lukisan itu diterima presiden.
Dijelaskan Gus Thoriq, surat pernyataan Jokowi waktu itu merupakan nadzar presiden.
"Karena itu, lukisan kami kirim ke presiden untuk mengingatkan," kata dia.
Entah bercanda atau tidak, tapi Gus Thoriq memperkirakan, lukisan ini akan menjadi lebih mahal dari lukisan 'Monalisa' karya Leonardo Da Vinci.
Menurut pengasuh Ponpes Babussalam, lukisan itu merupakan tanda terima kasih santri kepada negara Indonesia.
Sebab telah memberikan penghargaan kepada kaum santri dimana ada satu hari santri dalam setahun.
"Setiap kali sapuan kuas lukisan ini, selalu dibacakan asmaul husna. Ya Allah, Ya Qodir," ceritanya.
Lukisan memiliki panjang 1,5 meter kali dengan tinggi satu meter.
Hariyanto, pelukisnya mengerjakan selama sebulan lukisan dengan bekal foto pembacaan pernyataan itu. (*)