Dettol-Pemkot Bandung Bangun 100 Fasilitas Cuci Tangan di Sekolah dan Area Publik
RB Indonesia bekerjasama dengan Pemerintahan Kota Bandung membangun 100 fasilitas cuci tangan di sekolah-sekolah dan area publik.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG - RB (dulu dikenal dengan Reckitt Benckiser) Indonesia bekerjasama dengan Pemerintahan Kota Bandung membangun 100 fasilitas cuci tangan di sekolah-sekolah dan area publik di Bandung.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari Misi Hidup Sehat Dettol sekaligus bagian dari misi Dettol untuk menyambut Hari Cuci Tangan Sedunia dengan membangun 500 fasilitas cuci tangan di berbagai sekolah dan area publik di Indonesia di tahun 2015.
Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran warga akan praktik hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan riset yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan di tahun 2013, diare paling banyak diderita oleh balita.
Penelitian yang dikeluarkan oleh Lancet, jurnal medis Inggris, di tahun 2012, menunjukkan bahwa tingkat kematian balita akibat diare mencapai 7,824 atau satu kematian per jam. Namun demikian, menanamkan kebiasaan hidup sehat seperti mencuci tangan dapat menurunkan munculnya penyakit diare sebesar 47 persen.
UNICEF Publications tentang Air dan Sanitasi di Indonesia, bagian dari Millenium Development Goals, menyatakan bahwa kebiasaan cuci tangan dapat mengurangi tingkat diare sebesar 47 persen.
"Sebagai merek terkemuka dalam perlindungan terhadap kuman, Dettol berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih yang berhubungan dengan visi global kami untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan rumah tangga yang bahagia," kata Ratanjit Das, Presiden Direktur RB Indonesia dalam siaran persnya kepada redaksi Tribunnews.com, Jumat (9/10/2015).
"Anak-anak dapat menjadi agen perubahan yang efektif dan sangat penting untuk menanamkan praktik hidup bersih sejak awal. Akses terhadap fasilitas cuci tangan di sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kebiasaan hidup bersih sejak dini," tambahnya.
Survey dari Global Hygiene Council (GHC) juga melaporkan bahwa satu dari empat anak Indonesia berumur di bawah 18 tahun tidak selalu mencuci tangan setelah ke toilet, 42 persen tidak selalu mencuci tangan setelah bersin dan membersihkan hidung, dan 57 persen tidak mencuci tangan setelah menyentuh daging mentah.
"Survei tersebut menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan bahwa anak-anak di Indonesia sangatlah rentan terhadap penyakit, yang dapat dicegah dengan memberikan pendidikan pentingnya mencuci tangan dengan memakai sabun," kata Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Dokter Spesialis Anak, Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Departemen Spesialis Anak, Universitas Indonesia, serta anggota Global Hygiene Council.
Wali Kota Kota Bandung Ridwan Kamil, turut hadir untuk mendukung dan menyaksikan komitmen Dettol yang sejalan dengan tujuan Pemerintah Jawa Barat 2013 - 2018 yaitu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Turut hadir dalam acara ini adalah Atalia Praratya, Ketua Forum Rembug Peduli Bandung Sehat, karena inisiatif dari Dettol tersebut akan memberikan kontribusi yang besar untuk memotivasi masyarakat Bandung dalam mewujudkan Bandung yang lebih sehat dan bersih.
Demi meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya cuci tangan di bulan Oktober, Dettol juga mendorong warga untuk mendukung inisiatif ini dengan mengunjungi tautan www.misihidupsehatdettol.com serta berpartisipasi melalui media sosial dengan menonton, menyukai (like), dan menyebarluaskan video Misi Hidup Sehat Dettol menggunakan berbagai ranah digital.
Sampai 2015, Dettol telah berkontribusi lebih dari 1.000 fasilitas cuci tangan untuk sekolah-sekolah di Indonesia melalui kampanye ini.
Kampanye Misi Hidup Sehat Dettol diluncurkan pada 2013 bekerjsama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Kementerian Kesehatan.
Dettol telah memberikan pendidikan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat kepada lebih dari 3 juta siswa, pelatihan terhadap pencegahan infeksi terhadap 53.000 suster, penyuluhan terhadap lebih dari satu juta ibu muda mengenai cara untuk melindungi bayi mereka yang baru lahir dari penyakit, dan pelatihan terhadap 2 juta anggota PKK.