Daging Sapi Madura Terbaik se Jatim
Daging sapi Madura memiliki kualitas terbaik di Jawa Timur. Pigmen dagingnya sedikit berada di bawah daging sapi Bali yang kualitasnya terbaik
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN- Daging sapi Madura memiliki kualitas terbaik di Jawa Timur. Pigmen dagingnya sedikit berada di bawah daging sapi Bali yang kualitasnya terbaik di Indonesia.
Itulah kenapa populasi dan ras sapi Madura benar - benar dijaga.Bagi para konsumen, persepsi awal ketika hendak membeli daging adalah warna.
Dilanjutkan dengan pertimbangan keempukan daging yang didasarkan atas kemudahan penetrasi gigi pada daging saat mengunyah.
Warna daging sapi Madura merah cerah, empuk, berserat halus, dan rendah lemak.
Keunggulan lainnya, karkas (berat daging sapi tanpa kepala, kaki, jerowan, dan kulit) daging sapi Madura mencapai 48 persen dari berat badan sapi.
"Sapi dari daerah lain di Pulau Jawa, berat karkas 45 persen. Sapi Bali berat karkas mencapai 51 persen dari berat badan sapi".
"Tapi sapi Bali tulang belulangnya kecil, lebih besar tulang sapi Madura," ungkap Kabid Kesehatan Hewan, Kesmavet, dan Pelayanan Peternakan Dispertanak Bangkalan, A Azisun Hamid, Minggu (11/10/2015).
Catatan dari Dispertanak Kabupaten Bangkalan, kontribusi sapi potong Madura cukup besar sampai 24 persen dari kebutuhan sapi potong yang berasal dari Jawa Timur.
Jumlah tersebut tidaklah berpengaruh terhadap populasi dan ras sapi Madura.
Populasi sapi Madura setiap tahunnya terus meningkat. Di tahun 2014, populasinya mencapai 800 ribu lebih.
Dari empat kabupaten di Madura, Sumenep menjadi daerah dengan populasi sapi terbanyak yakni sekitar 360 lebih ekor.
"Bahkan di Pulau Sapudi (Sumenep), populasi sapi lebih banyak daripada jumlah penduduknya, 50 ribu (sapi) dan 40 ribu (pendduk). Kalau sapi di Bangkalan sekitar 180 ribu hingga 190 ribu ekor," paparnya.
Azisun Hamid menjelaskan, tren peningkatan populasi sapi di Madura disebabkan faktor fisik sapi yang mampu bertahan dalam kondisi cuaca apapun, bahkan cuaca kemarau yang ekstrem.
Sapi betina Madura yang kurus karena kekurangan pakan masih bisa hamil.
Fisik kuat itu terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos Indics atau sapi Zebu.
Di mana secara genetik, memiliki sifat toleran terhadap iklim panas serta tahan terhadap serangan caplak.
Namun, lanjut Azisun Hamid, pihaknya tidak cukup berpangku tangan terhadap kekuatan fisik sapi saja untuk meningkatkan populasi sapi Madura.
"Program pusat mencanangkan 1000 kelahiran pedet (anak sapi). Kami berikan vitamin A, D, dan E untuk reproduksi dan pakan berkualitas," jelasnya.
Ia menyatakan, program tersebut masih didukung dengan program Gertak Birahi Inseminasi Buatan (GBIB) yang sudah berlangsung sejak bulan Juni lalu.
"Kami telah mengambil 1000 ekos sapi sebagai sample melalu seleksi," katanya.
Ia menambahkan, untuk menjaga ras sapi Madura, pihaknya menempatkan dua pos pantau di akses Suramadu dan Pelabuhan Telaga Biru Kecamatan Tanjung Bumi.
"Di dua lokasi itu, terutama di Pelabuhan Telaga Biru merupakan lokasi pengiriman sapi Madura ke Jakarta, Kalimantan, dan Sumatera," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bangkalan Ir Puguh Santoso mengemukakan, razia rutin yang dilakukan di pasar - pasar tradisional hanya menemukan lima persen daging yang beredar.
"Penjualan sapi potong ke luar Madura tetap menjadi pengawasan kami. Untuk kepunahan, tidaklah karena populasi sapi Madura terus meningkat. Sekarang saja tercatat hampir 200 ribu ekor," tandasnya. (Ahmad Faisol)