Kios Dibongkar Pihak Masjid, 33 PKL Ini Malah Merasa Senang
Ino dan puluhan pedagang lain tidak merasa diusir karena difasilitasi pihak masjid tempat relokasi.
Editor: Wahid Nurdin
Ia mengatakan ada 33 pedagang kaki lima yang dipindahkan.
Pihaknya sengaja tidak memakai jasa satpol PP karena ingin menunjukkan bahwa pihak masjid bisa merelokasi dengan jalan damai, tidak asal membongkar.
"Semua fasilitas kami sediakan. Kami membangun 33 kios untuk pedagang. Kami buatkan akses jalan, penerangan, listrik hingga air di lokasi baru. Tempatnya hanya berjarak 50 meter dari lokasi semula," ucapnya.
Donna menjelaskan bahwa seluruh dana pembangunan kios ditanggung oleh pihak masjid.
Begitu pula tanah yang dipakai untuk relokasi.
Dalam pembongkaran lapak lama, para pedagang ikut membantu.
"Malah pedagang ada yang buatkan roti, es teh sampai indomie. Mereka sukarela membantu. Mereka senang soalnya tempat barunya difasilitasi," kata pria yang juga menjadi ketua pamswakarsa kota Semarang itu.
Dalam pembongkaran itu, hadir pula ketua umum organisasi masyatajat Putra Daerah (papda) M Rozikin.
Ia turut mengawasi jalannya pembongkaran.
Sepanjang tinggal di Semarang, baru kali ini ia melihat pembongkaran PKL tidak ricuh.
Menurutnya, pemkot Semarang bisa mencontoh cara menangani PKL dari Masjid Agung Semarang.
"Komunikasi dua arah bisa jadi solusi menghindari konflik. Penertiban pkl tidak harus d lakukan dengan cara pemaksaan," tegasnya. (*)