"Kalau di Darat Mungkin, Kalau di Danau Kecil Kemungkinan"
"Air danau ini lebih dingin, tidak seperti air laut, kalau di laut dua hari tiga hari sudah mengambang, kalau di air danau, bisa hingga sepuluh hari,"
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Medan, Royandi Hutasoit
TRIBUNNEWS.COM, SAMOSIR - Menjadi harapan seluruh pihak bahwa empat korban jatuhnya helikopter EC 130 ditemukan dalam kondisi selamat, meski harapan tersebut saat ini kecil.
Hal itu disampaikan Zul Indra, On Scan Kordinator Basarnas yang melakukan pencarian ketika berbincang di Posko Penyelamatan, Dermaga Onan Runggu.
"Harapan hidup dari ke empat korban yang ditemukan sudah sangat kecil. Tapi kita berharap mudah-mudahan korbannya masih hidup," ujarnya, Kamis (15/10/2015) pagi.
Berdasarkan pengalaman mereka, Kata Zul Indra, korban akan sulit ditemukan karena temperatur air yang dingin.
"Jika korban sudah meninggal, kita akan sulit menemukanya hingga hari ke lima nanti, karena dengan kondisi air yang dingin seperti ini kecil kemungkian korbannya akan mengapung, pada hari ke tujuh atau hari ke delapan nanti baru mengapung. Namun begitu pun, kita akan tetap melakukan pencarian," ujarnya.
Hal senada juga di sampaikan Sersan Mayor Toto Sugiarto yang menemukan korban selamat, ia menuturkan bahwa tenggelam di air danau berbeda dengan tenggelam di air laut.
"Air danau ini lebih dingin, tidak seperti air laut, kalau di laut dua hari tiga hari sudah mengambang, kalau di air danau, bisa hingga sepuluh hari baru ngambang," katanya.
Toto menambahkan, korban ditemukan hidup jika si korban sudah di darat.
"Jika si korban di darat baru ada kemungkinan korban hidup, kalau di danau kecillah. Kalau di danau kita juga akan lebih sulit mencarinya karena si korban terikat di rerumputan danau besar," katanya.
Korban yang belum ditemukan hingga kini ada empat orang yaitu, Teguh Mulayanto (pilot), Heri Purwantono (enginering), Nurhayanto dan Giyanti (Penumpang).