Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teluk Benoa Dinilai Park Chong Ryul Mirip Saemangeum Korea

"Teluk Benoa mirip Saemangeum. Semula ditentang aktivis lingkungan, tapi setelah proyek ini selesai, jadi kebanggaan Korea."

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Teluk Benoa Dinilai Park Chong Ryul Mirip Saemangeum Korea
bali.bisnis.com
TEluk Benoa 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Proyek revitalisasi Teluk Benoa diharapkan meniru keberhasilan Saemangeum, sebuah proyek reklamasi terbesar di dunia‎ yang menjadi kebanggaan rakyat Korea Selatan karena ramah lingkungan dan dikerjakan oleh insinyur-insinyur lokal.

"Teluk Benoa mirip Saemangeum. Semula ditentang aktivis lingkungan, tapi setelah proyek ini selesai, jadi kebanggaan Korea," kata Presiden Asosiasi Wartawan Korea Park Chong Ryul di Denpasar, Bali, Minggu (18/10/2015).

Melalui rilis yang masuk ke Redaksi Tribunnews.com, harapan ini disampaikan Park saat berdiskusi tentang revitalisasi Teluk Benoa bersama Direktur Utama Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) Heru Darsono.

Bahkan Park bersama 10 pimpinan media terkemuka bersedia menjadi Duta Besar Forum Peduli Mangrove Bali.

Mereka menanam bakau di area dimana Duta Besar FPM Cristiano Ronaldo menanam bakau di Telaga Waja, Benoa.

Heru Darsono mengatakan pihaknya akan belajar dari keberhasilan Korea. Bedanya, Saemangeun dibangun oleh pemerintah, sementara Teluk Benoa oleh swasta.

"Kesamaannya bahwa kami juga ramah lingkungan dan menggunakan konten lokal," kata Heru.

BERITA REKOMENDASI

Ia menyampaikan penghargaanatas kesediaan pimpinan media Korea Selatan menjadi good will ambassador FPM di Korea Selatan.

"Saya menilai semua pihak sangat peduli akan pentingnya menjaga dan merawat hutan mangrove," katanya.

Saemangeum adalah sebuah proyek reklamasi terbesar di dunia di Yellow Sea, Korea Selatan.

Proyek ini dibangun oleh pemerintah Korea Selatan yang diselesaikan proyeknya 27 April 2006 setelah perdebatan panjang antara pemerintah dengan aktivis lingkungan.

Proyek ini untuk membangun kebutuhan lahan untuk industri dan pertanian.


Kegiatan reklamasi dimulai tahun 1991 dan terkendala oleh penolakan para aktivis lingkungan.

Setelah reklamasi selesai dihasilkan 400 km2 (2/3 kali luas kota Seoul atau 5 kali luas kota Manhattan di New York, empat kali lebih besar dari kota Paris).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas