Foto Tangis Pilu Korban Longsor
Isak tangis tidak terbendung saat petugas menyampaikan bahwa evakuasi sisa korban tertimbun longsor dihentikan.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWS.COM, NANGGUNG - Keluarga korban mencoba untuk ikhlas menerima keputusan musyawarah.
Namun, isak tangis tidak terbendung saat petugas menyampaikan bahwa evakuasi sisa korban tertimbun longsor dihentikan.
Bahkan, beberapa keluarga korban menangis histeris sampai harus ditenangkan petugas.
"Mudah-mudahan bisa diselamatkan, mati secara sahid," kata Estis Sutisna seorang keluarga korban kepada TribunnewsBogor.com.
Dua orang keluarga Entis, yaitu Didi dan Mista termasuk hingga kini belum diketahui nasibnya.
Tim evakuasi yang tergabung dalam operasi kemanusian Polres Bogor, memutuskan untuk menghentikan proses evakuasi.
"Didi dan Mista sudah berkeluarga, saya kakanya," katanya dengan nada sedih.
Meski keputusan secara musyawarah sudah diambil, tapi tidak semua nya bisa mengikhlasan begitu saja.
Bahkan Hendra dan dua orang lain yang kerabatnya masih tertimbun longsor, menangis histeris sambil meronta-ronta.
Seperti diketahui, hingga pukul 13.30 WIB, belum ditemukan tanda kehidupan dari sembilan penambang emas liar yang tertimbun tanah longsor di Lubang Kunti, Gunung Butak,Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebanyak 12 sukarelawan dari masyarakat sekitar sudah masuk secara bergantian ke lubang maut itu, tapi berhasil menemukan sisa korban lainnya.
Sampai saat ini baru tiga korban yang sudah dievakuasi. Mereka adalah Ade, Solikin dan Ajid.
"Korban lainnya belum ditemukan, jadi harus nyari lagi," kata Syafri Lesmana seorang sukarelawan kepada TribunnewsBogor.com
Menurutnya, sisa korban yang belum diperkirakan berada di jalur berbeda dengan tiga korban yang telah dievakuasi sebelumnya.
"Kayanya mah sudah di jalan mau pulang, jadi bukan di titik pengambilan," ujarnya.(*)