Lubang Kunti Jadi Kuburan Massal Sembilan Penambang
Kondisi lubang yang mengubur para penambang sangat berbahaya dan rawan longsor, sehingga tidak memungkinkan untuk diteruskan pencarian dan evakuasi
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWS.COM, NANGGUNG - Operasi pencarian sembilan pelaku penambangan emas tanpa izin (PETI) yang terkubur di lubang Kunti, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat telah dihentikan.
Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto mengatakan, dihentikannya pencarian sembilan penambang emas itu karena berbagai faktor.
Diantaranya, kondisi lubang yang mengubur para penambang sangat berbahaya dan rawan longsor, sehingga tidak memungkinkan untuk diteruskan pencarian dan evakuasi.
"Akses lubang sudah tidak bisa ditembus, oksigen dalam lubang juga sudah berbahaya karena mengandung bau asam menyengat. Berdasarkan pertimbangan keselamatan tim penyelamat, maka operasi penyelamatan dihentikan," ujar AKBP
Suyudi Ario Seto kepada wartawan di Posko PT Antam Pongkor, Kamis (29/10/2015) petang.
Selain itu, kata Suyudi, kelengkapan penyelamatan juga kurang bisa dipaksakan untuk menggunakan alat berat.
"Dan yang terpenting, keluarga sudah ikhlas serta merelakan jika menganggap itu musibah. Hal itu sudah ditandatangani di atas materai,' katanya.
Operasi pencarian dan penyelamatan baru berlangsung dua hari pasca terkuburnya ke-12 penambang liar di Gunung Pongkor.
Rabu malam, tim gabungan berhasil mengevakuasi dua penambang yakni Ade dan Solihin, Kamis pagi sekitar pukul 05.00 WIB tim gabungan berhasil mengevakusi Ajid.
Ketiga korban sudah diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan.
Selang beberapa jam, sekitar pukul 11:00 WIB, Suyudi mengatakan tim evakuasi berhasil menemukan dua jenazah di dalam lubang tertimbun reruntuhan material longsor.
Namun, dua jenazah yang belum diketahui identitasnya itu tidak bisa dievakuasi karena posisinya cukup sulit.
Sehingga dua hari operasi penyelamatan, tim gabungan baru mengevakuasi tiga jenazah dari lubang.
Sedangkan dua jenazah ditemukan namun tidak terangkat, sedangkan tujuh lainnya lainnya tidak diketahui
keberadaanya.
"Artinya, tidak bisa dipastikan masih hidup atau sudah meninggal dunia," kata Suyudi.
Bahkan Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhandi menduga, jumlah penambang bisa lebih dari 12 orang.
"Dalam setiap penggalian emas ilegal, bisa saja para penambang itu membawa atau mengajak orang lain tanpa sepengetahuan keluarganya," ujarnya.