Hidup di Lapas, Ini Adalah Luapan Kerinduan Idris Kepada Istrinya
Warga binaan Lapas Grashia Sleman asal Maluku Utara ini mengungkapkan rasa kangen pada istrinya yang ada di Maluku Utara melalui lukisannya.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM JOGJA - Menghabiskan 1,5 tahun hidup di lembaga permasyarakatan, yang berarti jauh dari keluarga dan menimbulkan rasa kangen yang mendalam bagi Idris Deni Taher.
Warga binaan Lapas Grashia Sleman asal Maluku Utara ini mengungkapkan rasa kangen pada istrinya yang ada di Maluku Utara melalui lukisannya.
"Ini sebagai ungkapan hak serta kebutuhan lahiriah saya yang terpenjara sementara, intinya saya kangen istri," ujarnya ketika ditemui dalam 'Melukis bersama warga binaan pemasyarakatan Se-DIY - 50 Perupa Yogyakarta' di Lapas Wirogunan Yogyakarta, Senin (9/11/2015).
Dalam kesempatan ini dia melukis sebuah sarang burung yang tertutup kelambu biru, dari sedikit celah yang ada terlihat didalam sarang burung tersebut terlihat pisang dan buah anggur.
Hasil lukisannya cukup rapi dan bagus, tidak mengherankan karena sebelumnya dia juga sempat menjadi pelukis jalanan di kawasan Malioboro
Ia juga tergabung dalam komunitas Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (SEBUMI) dan sempat ikut dalam sebuah pameran lukis.
Dirinya yang divonis 4,8 tahun kurungan akibat mengkonsumsi ganja tersebut sudah hampir dua tahun tidak bertemu dengan sang istri.
Dia menyambut baik acara yang diadakan oleh Ditjen Permasyarakatan Kemenkumham yang disebutnya dapat menjadi pemicu para penghuni lapas untuk menunjukkan kreatifitasnya.
"Acara ini cukup memicu kawan-kawan warga binaan untuk beraktifitas dan menunjukan bakat karyanya masing-masing," pungkasnya.
Kalapas Wirogunan, Zaenal Arifin mengatakan, dari masing-masing lapas yang ada di DIY diambil 5 orang warga binaan untuk ikut berpartisipasi, yang diambil adalah yang memiliki kemampuan ataupun bakat dalam melukis.